Minggu, Februari 03, 2008
Mengoceh Pertanda Cerdas
Jangan lupa dengan melatih bayi berbicara, kita
sekaligus akan merangsang perkembangan emosi, sosial
dan kecerdasannya. Dengan latihan secara rutin
diharapkan lama-kelamaan bayi dapat menjawab ucapan
orang tuanya dengan kata-kata bahkan kalimat.
Nah, supaya si kecil tidak terlambat berbicara,
lakukan metode praktis melatih bayi berikut ini
setiap hari:
I. Berbicaralah kepada bayi sebanyak dan sesering mungkin.
1. Bertanya pada bayi
Contohnya, ''Kamu haus, ya? Mau susu lagi?;
Ini gambar apa?; Ini boneka apa?;
Ini warnanya apa?; Ini namanya siapa?''
2. Berkomentar terhadap perasaan bayi
Contohnya, ''Kasihan, adik rewel. Kepanasan, ya?
Nah, sekarang dikipasin ya?; Ooo, kasihan, adik rewel
gatal digigit nyamuk, ya?; Jatuh ya? Sakit? Sini diobatin!''
3. Menyatakan perasaan ibu/ayah
Contohnya, ''Aduh, Mama kangen banget sama adik.
Tadi Mama di kantor ingat terus sama adik. Mmmh, Mama
sayang deh, sama adik.''
4. Berkomentar tentang keadaan bayi
Contoh, ''Tuh, mulutmu mungil, ya!;
Wah, rambutmu masih botak!''
5. Berkomentar mengenai kemampuan atau perilaku bayi
Contohnya, ''Wah, Rini sudah bisa duduk!;
Eeee, Tono sudah bisa berdiri?;
Horee, anakku sudah bisa jalan!''
6. Bercerita tentang benda-benda di sekitar bayi
Contoh, ''Ini namanya bantal. Warnanya merah muda.
Ada gambar Winnie the Pooh-nya.; Yang ini
namanya boneka Teletubbies. Ini yang warna merah.
Ini yang warnanya hijau. Yang itu ungu. Nih, coba peluk.''
7. Bercerita tentang kegiatan yang sedang dilakukan pada bayi
Contoh, ''Adik mandi dulu, ya? Pakai air hangat,
pakai sabun, biar bersih, biar kumannya hilang,
biar kulitnya bagus. Sekarang dihandukin biar kering,
tidak kedinginan. Wah, Adik wangi. Sekarang pakai
baju dan celana. Nah, selesai. Enak, kan? Habis ini minum ASI terus tidur, ya?''
8. Bercerita tentang kegiatan yang sedang dilakukan orang tua
Contohnya, ''Mama sekarang mau bikin susu buat adik!
Ini susunya 3 takar ditambah air 90 ml, terus dikocok-kocok.
Terlalu panas enggak? Oh, enggak. Nah, siap deh!''
II. Dengarkan suara bayi, berikan jawaban atau pujian
Ketika bayi bersuara atau berbicara walaupun tidak jelas,
segeralah ayah/ibu menoleh dan memandang ke arah bayi dan
mendengarkan suaranya seolah-olah mengerti maksudnya.
Pandang matanya, tirukan suaranya, berikan jawaban atau
pujian, seolah-olah bayi mengerti jawaban ayah/ibu.
Contoh: Ta-ta-ta-ta? Ma-ma-ma-ma? Kenapa, sayang?
Minta susu? Mau pup?
III. Bermain sambil berbicara
- Cilukba
Ayah/ibu mengucapkan, ''Ciluuuuuuk!'' sambil
menutup muka dengan bantal beberapa detik kemudian
bantal disingkirkan sambil ayah/ibu mengucapkan, ''Baaaaaa!''
- Kapal terbang
''Nih ada kapal sedang terbang. Ngengngngngng...''
Lalu arahkan kapal terbang mendekati wajah si kecil
terus mendarat di atas perutnya.
- Boneka
Seolah-olah ayah/ibu berbicara kepada bayi, ''Halo, kamu bayi
yang lucu, ya?''
- Menyebutkan anggota badan
Misalnya, ''Ini tangan. Ini kaki. Tiiiik...kitik...kitik., ini jari-jari.''
IV. Bernyanyi sambil bermain
Putarkan kaset lagu anak-anak, ikutlah bernyanyi,
sambil bertepuk tangan dan goyang kepala.
Misalnya, ''Pok-ame-ame, belalang kupu-kupu, tepok
biar ramai, pagi-pagi minum .... susu.'';
''Cicak-cicak di dinding, diam-diam merayap, datang
seekor nyamuk, .....hap! Lalu ditangkap.'';
''Dua mata saya, hidung saya satu...,'' sambil
menunjuk ke mata, hidung dan seterusnya.
V. Membacakan cerita sambil menunjukkan gambar-gambar
Bacakan cerita singkat dari buku cerita anak yang
bergambar. Tunjukkan gambar tokoh-tokoh yang ada
dalam cerita seperti binatang, benda-benda, dan manusia.
VI. Banyak berbicara sepanjang jalan ketika bepergian
Tunjuklah benda-benda atau kejadian sambil
menyebutkan dengan kata-kata secara berulang-ulang.
Itu layang-layang sedang terbang, itu kakak sedang
menyeberang jalan, itu burung sedang terbang, itu
pohon ada bunganya, dan lainnya.
VII. Bermain dengan anak lain yang lebih jelas dan lancar berbicaranya
Ajak bayi bermain dengan anak lain seperti kakak,
tetangga, atau sepupu yang sudah lebih jelas
berbicaranya. Kemudian, bermain bersama menggunakan
boneka, kubus, balok, lego, buku bergambar dan lainnya.
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Menurut Soedjatmiko ada beberapa hal yang mesti
diperhatikan orang tua ketika mengajarkan berbicara
pada bayi adalah :
- Jangan memaksa si kecil berbicara.
- Kalau bayi bersuara walaupun tidak jelas, tetap
berikan jawaban seolah-olah ibu/ayah mengerti ucapannya.
- Pujilah segera kalau dia seolah berbicara benar.
- Jangan menyalahkan kalau ucapannya tidak benar.
- Kalau bayi sudah bosan sebaiknya beralihlah ke
kegiatan lain yang menarik dan menyenangkan.
- Jangan memotong ocehan bayi. Inilah alasannya:
(1) Saat mengoceh, bayi sebenarnya sedang berusaha
menyampaikan pendapat atau ide-idenya. Kalau orang
tua sampai memotong ocehan bayi, berarti juga
memotong ide yang ingin disampaikan bayi.
Perlu diketahui, mengoceh merupakan bagian dari
latihan mengembangkan pendapat maupun ide.
(2) Kalau orang tua sering memotong ocehan bayi,
dikhawatirkan si kecil kelak tak memiliki
kepercayaan diri yang kuat. Ia akan selalu takut
untuk berbicara.
(3) Bayi ingin ocehannya diperhatikan dan dihargai.
Memotong ocehannya akan membuat si bayi merasa tak
dihargai. Jadi, jangan sekali-sekali memotong ocehannya.
--
kontribusi Bp. Dede Maulana di milis Balita-Anda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar