Senin, Maret 31, 2008

Stimulasi Terus Menerus Pada Balita Dapat Ciptakan Anak Cerdas

Posted by LoveLy KhaLisa at 06.01 0 comments
Pemberian stimulasi yang teratur dan terus-menerus akan menciptakan anak yang cerdas, bertumbuh kembang dengan optimal, mandiri, serta memiliki emosi yang stabil, dan mudah beradaptasi.

Ahli spesialis anak dr. Caroline Mulawi, Sp.A. pada acara "road show" produk popok dan "toiletries" bayi Huggies mengatakan di Jakarta, Minggu, perasaan kasih sayang akan juga makin memperkuat ikatan emosi ("bonding") ibu dan bayi, bahkan sampai anak tumbuh dewasa.

"Melalui stimulasi tersebut, anak dapat mencapai perkembangan optimal pada penglihatan, pendengaran, perkembangan bahasa, sosial, kognitif, gerakan kasar, halus, keseimbangan, koordinasi, dan kemandirian," kata Caroline, yang berpraktek di RS Omni Medical Center Jakarta, dan RS. Omni International Alam Sutera, Tangerang.

Sementara itu, Managing Director Kimberly-Lever Indonesia, Bong R. Kamus, Jr, mengatakan pihaknya -- sebagai produsen produk Huggies -- sangat mendukung program sosialisasi pengikatan emosi ibu dan bayi ("mother-infant bonding") serta stimulasi pada anak usia balita yang dipercaya dapat memperkuat perkembangan fisik, mental, dan sosial anak.

Dikatakannya dalam "road show" Huggies tersebut pihaknya juga telah bekerja sama dengan lembaga pelatihan senam otak untuk balita "Brain Gym" dalam upaya menunjang program sosialisasi peningkatan kecerdasan anak.

Program Stimulasi

Caroline mengatakan stimulasi telah dapat diberikan pada bayi sejak masih dalam kandungan, pada usia kehamilan enam minggu dengan cara mengajak bicara pada bayi yang masih dalam kandungan serta memperdengarkan musik lembut.

"Hasil penelitian membuktikan nantinya bayi akan memiliki tingkat kecerdasan atau IQ ("intelligence quotient") yang lebih tinggi 14 poin dibanding anak-anak usia sebaya serta memiliki kemampuan bicara lebih cepat," kata dia.

Setelah bayi lahir, ibu atau pengganti ibu, seperti halnya "baby sitter", dapat terus melakukan stimulasi. Untuk bayi usia 0-3 bulan, stimulasi yang diberikan antara lain dengan cara menggantungkan mainan yang bisa bergerak, mengajak bicara, menyanyi, memutarkan rekaman musik, serta melatih mengangkat kepala, dada, memiringkan badan, serta tengkurap.

Pada usia 3-6 bulan, stimulasi yang diberikan antara lain dengan memperlihatkan cermin, melatih tengkurap, berguling, memberikan mainan yang dapat dipegang dan diraih. Pada usia 6-9 bulan, stimulasi tetap diberikan dengan melanjutkan stimulasi sebelumnya serta melatih bersalaman, bertepuk tangan, melambaikan tangan dan menunjuk ke benda-benda yang jauh.

Pada anak usia 9-12 bulan, mereka dapat dilatih menyebutkan nama-nama orang di dalam keluarga, menggelindingkan bola, serta mulai berlatih berdiri dan berjalan berpegangan, sementara pada usia 12-18 bulan stimulasi dilanjutkan dengan melatih anak menyusun kubus, balok, bermain menggunakan boneka, sendok, belajar melepas celana, baju, serta mulai berjalan tanpa pegangan.

Stimulasi dilanjutkan pada usia anak 18-24 bulan dengan mengajarkan mereka menyebut nama gambar, bagian tubuh anak, binatang, serta berlatih mencuci tangan, sikat gigi, serta bermain melempar bola dan melompat.

Pada anak usia 2-3 tahun stimulasi dilanjutkan dengan mengajarkan mereka mengenai kegunaan benda sehari-hari, memakai baju sendiri, menggambar garis lingkaran, serta berlatih berdiri dengan satu kaki. Sementara pada usia tiga tahun ke atas stimulasi diarahkan untuk perkembangan kesiapan sekolah anak, antara lain dengan memperkenalkan huruf dan angka serta berlatih berhitung sederhana.

Dikutip dari: Jakarta (ANTARA News)

Sabtu, Maret 22, 2008

First day to sleep on side

Posted by LoveLy KhaLisa at 00.40 0 comments

Jumat, Maret 21, 2008

In Love With You

Posted by LoveLy KhaLisa at 06.46 0 comments

Get this widget | Track details | eSnips Social DNA

Minggu, Maret 16, 2008

Tumbuh Kembang Bayi Secara Normal

Posted by LoveLy KhaLisa at 07.44 1 comments
Setelah mengetahui berbagai faktor yang berperan dalam tumbuh kembang seorang anak, maka kita juga perlu mengetahui beberapa ukuran yang berkenaan dengan tumbuh kembang yang normal. Dalam infografis berikut akan terlihat bagaimana pertumbuhan seorang anak mulai dari usia 0 sampai 5 tahun. Hal ini merupakan patokan bagi Anda untuk melihat apakah anak Anda normal atau mengalami gangguan.

Ukuran berat badan dan panjang badan berkaitan erat dengan nutrisi, artinya kalau berat badan kurang dari ukuran tersebut kemungkinan nutrisi anak Anda kurang dari cukup. Lingkar kepala berkaitan erat dengan volume otak, artinya kalau lingkaran kepala anak Anda dalam usia tertentu kurang dari nilai yang normal, kemungkinan volume otaknya kurang dari cukup. Sedangkan berbagai gerakan yang ada merupakan kombinasi dari kemampuan otak dan organ gerak yang bersangkutan.

Dr. Hartono Gunadi dari subbagian tumbuh kembang FKUI mengutarakan bahwa jika anak Anda mengalami perlambatan dalam parameter-parameter tersebut maka Anda dapat memberikan toleransi hingga dua minggu, sambil Anda memenuhi berbagai unsur yang Anda anggap kurang Anda berikan kepada anak Anda. Unsur tersebut diantaranya nutrisi, atau stimulan yang telah dijelaskan dalam tulisan sebelumnya.

Sebagai contoh dalam usia 5 bulan gerakan halus bayi Anda belum mampu untuk meraih atau menggapai sesuatu, maka Anda dapat memberikan stimulan yang lebih intensif, semisal dengan merangsang anak dengan memberikan mainan, sehingga dapat terangsang untuk meraih mainan tersebut.

Setelah Anda merasa cukup memberikan nutrisi dan stimulan yang memang diperlukan untuk anak, namun tumbuh kembang anak masih terganggu, ada beberapa kelainan yang mungkin terjadi. Bisa saja ada kelainan hormonal misalnya gangguan fungsi kelenjar gondok. Kelainan bawaan atau seperti Sindrom Down, atau terjadi gangguan fungsi neurologi pada anak Anda. Kalau demikian, lebih baik Anda membawa sang anak ke dokter jika memang perlambatan tumbuh kembangnya di luar batas toleransi.



1 bulan

Berat badan: 3,0 – 14,3 kg

Panjang badan: 49,8 - 54,6 cm

Lingkar kepala: 33 – 39 cm

Gerakan kasar: tangan dan kaki bergerak aktif

Gerakan halus: kepala menoleh ke samping kanan-kiri

Komunikasi/Berbicara: bereaksi terhadap bunyi lonceng

Sosial/Kemandirian: menatap wajah ibu/pengasuh



2 bulan

Berat badan: 3,6-5,2 kg

Panjang badan: 52,8-58,1 cm

Lingkar kepala: 35-41 cm

Gerakan kasar: mengangkat kepala ketika tengkurap

Gerakan halus: kepala menoleh ke samping kanan-kiri.

Komunikasi/Berbicara: bersuara.

Sosial/Kemandirian: tersenyum spontan



3 bulan

Berat badan: 4,2-6,0 kg

Panjang badan: 55,5-61,1 cm

Lingkar kepala: 37-43 cm

Gerakan kasar: kepala tegak ketika didudukkan

Gerakan halus: memegang mainan

Komunikasi/Berbicara: tertawa/berteriak tertawa/berteriak

Sosial/Kemandirian: memandang tangannya



4 bulan

Berat badan: 4,7-6,7 kg

Panjang badan: 57,8-63,7 cm

Lingkar kepala: 38-44 cm

Gerakan kasar: tengkurap-telentang sendiri

Gerakan halus: memegang mainan

Komunikasi/Berbicara:



5 bulan

Berat badan: 5,3-7,3 kg

Panjang badan: 59,8-65,9 cm

Lingkar kepala: 39-45 cm

Gerakan halus: meraih, menggapai

Komunikasi/Berbicara: menoleh ke suara

Sosial/Kemandirian : meraih mainan



6 bulan

Berat badan: 5,8-7,8 kg

Panjang badan: 61,6-67,8 cm

Lingkar kepala: 40-46 cm

Gerakan kasar: duduk tanpa berpegangan

Sosial/Kemandirian : memasukkan biscuit ke mulut



7 bulan

Berat badan: 6,2-8,3 kg

Panjang badan: 63,2-69,5 cm

Lingkar kepala: 40,5-46,5 cm

Gerakan kasar: mengambil mainan dengan tangan kanan dan kiri

Komunikasi/Berbicara: bersuara “Ma Ma…”.



8 bulan

Berat badan: 6,6-8,8 kg

Panjang badan: 64,6-71,0 cm

Lingkar kepala: 41,5-47,5 cm

Gerakan kasar: berdiri berpegangan

Komunikasi/Berbicara: bersuara “Ma Ma…”

Sosial/Kemandirian : bersuara “Ma Ma…”



9 bulan

Berat badan: 7,0-9,2 kg

Panjang badan: 66,0-72,3 cm

Lingkar kepala: 42-48 cm

Gerakan halus: menjimpit Komunikasi/Berbicara:

Sosial/Kemandirian : melambaikan tangan



10 bulan

Berat badan: 7,3-9,5 kg

Panjang badan: 67,2-73,6 cm

Lingkar kepala: 42,5-48,5 cm

Gerakan halus: memukulkan mainan di kedua tangan

Sosial/Kemandirian : bertepuk tangan



11 bulan

Berat badan: 7,6-9,9 kg

Panjang badan: 68,5-74,9 cm

Lingkar kepala: 43-49 cm

Komunikasi/Berbicara: memanggil “mama.. papa…”

Sosial/Kemandirian : menunjuk, meminta



12 bulan,

berat badan: 7,8 – 10,2 kg,

panjang badan: 69,6 – 76,1 cm,

lingkar kepala: 43,5 – 49,5,

gerakan kasar: berdiri tanpa berpegangan

gerakan halus: memasukkan mainan ke cangkir

komunikasi/berbicara:

sosialisasi/kemandirian: bermain dengan orang lain



15 bulan

Berat badan: 8,4 – 10,9

Panjang badan: 72,9 – 79,4

Lingkar kepala: 44 - 50

Gerakan kasar: lari naik tangga

Gerakan halus: berjalan

Komunikasi/Berbicara: mencoret-coret

Sosial/Kemandirian: minum dari gelas



1,5 tahun

Berat badan: 8,9 – 11,5 kg

Panjang badan: 75,9 – 82,4 cm

Lingkar kepala: 44,5 – 50,5 cm

Gerakan kasar: lari naik tangga

Gerakan halus: menumpuk 2 mainan

Komunikasi/Berbicara: berbicara beberapa kata (mimik, pipis, ma’em)

Sosial/Kemandirian: Memakai sendok



2 tahun

Berat badan: 9,9 – 12,3

Panjang badan: 79,2 – 85,6

Lingkar kepala: 45 - 51

Gerakan kasar: menendang bola

Gerakan halus: menumpuk 4 mainan

Komunikasi/Berbicara: menunjuk gambar (bola, kucing)

Sosial/Kemandirian: melepas pakaian, memakai pakaian, menyikat gigi.



2,5 tahun

Berat badan: 10,8 – 13,5

Panjang badan: 83,7 – 90,4

Lingkar kepala: 45,5 – 52,5

Gerakan kasar: melompat

Komunikasi/Berbicara: menunjuk bagian tubuh (mata, mulut)

Sosial/Kemandirian: mencuci tangan dan megneringkan tangan



3 tahun

Berat badan: 11,7 – 14,6

Panjang badan: 87,8 – 94,9

Lingkar kepala: 46 - 53

Gerakan halus: mengambar garis tegak

Komunikasi/Berbicara: menyebutkan warna benda, menyebutkan penggunaan benda (gelas untuk minum)

Sosial/Kemandirian: menyebutkan nama teman



3,5 tahun

Berat badan: 12,5 – 15,7

Panjang badan: 91,5 – 99,1

Lingkar kepala: 46,5 – 53,5

Gerakan kasar: berdiri satu kaki

Gerakan halus: menggambar lingkaran

Sosial/Kemandirian: memakai baju kaos



4 tahun

Berat badan: 13,2 – 16,7

Panjang badan: 96,4 – 102,9

Lingkar kepala: 47 – 53,8

Gerakan halus: menggambar tanda tambah, menggambar manusia (kepala, badan, kaki)

Sosial/Kemandirian: memakai baju tanpa dibantu



4,5 tahun

Berat badan: 13,8 – 17,7

Panjang badan: 99,7- 106,6

Lingkar kepala: 47,5 – 53,8

Sosial/Kemandirian: bermain kartu, menyikat gigi tanpa dibantu



5 tahun

Berat badan: 14,5 – 18,7

Panjang badan: 102,7 – 109,9

Lingkar kepala: 47,8 - 54

Komunikasi/Berbicara: menghitung mainan

Dikutip dari: http://www.humanmedicine.net/

Selasa, Maret 04, 2008

Mengasah Kemampuan Verbal Si Kecil

Posted by LoveLy KhaLisa at 08.34 1 comments
Perkembangan verbal seorang anak, pada dasarnya bersifat individual karena tergantung pada usia dan stimulus yang diberikan orangtua. Stimulasi ini bisa melalui dukungan sosial berbahasa, seperti mengajak si kecil berbicara atau melakukan aktivitas bersama dengan melibatkan pembicaraan.

Anak-anak yang tidak pernah terlibat dalam pembicaraan atau memiliki kesempatan untuk mengekspresikan pendapatnya, ada kemungkinan ia akan mengalami kendala dalam berbicara. Berikut ini tahapan perkembangan bahasa seorang anak:

Usia 0-2 bulan:
- Menangis ketika lapar
- Mengikuti arah suara

Usia 2-6 bulan:
- Berceloteh
- Tertawa
- Berteriak riang
- Mengeluarkan suara-suara lucu

Usia 7-12 bulan:
- Mengucapkan 'ba', 'da', 'ka' dengan jelas
- Mengulang beberapa suku kata
- Mulai mengerti kata 'tidak'
- Mengikuti instruksi sederhana, seperti 'bye-bye' atau main 'ci luk baa'.

Usia 12-18 bulan:
- Mengucapkan dua atau tiga patah kata bermakna
- Menunjuk obyek-obyek yang dilihat di buku atau yang dijumpai setiap hari
- Mengucapkan dan meniru kata yang sederhana dan sering didengar atau diekspresikan
- Menghasilkan kurang lebih 10 kata bermakna

Usia 18-24 bulan:
- Perbendaharaan kata mencapai 30 kata
- Mulai sering mengutarakan pertanyaan sederhana, seperti 'mana?', 'di mana?'
- Memberikan jawaban singkat, seperti 'tidak', 'di sana', 'di situ', 'mau'
- Kata-kata yang diucapkan masih sering tidak jelas, misalnya 'balon' jadi 'aon', 'roti' jadi 'oti'
- Menggunakan kata-kata yang menunjukkan kepemilikan, seperti 'punya ku'

2 - 3 tahun:
- Menguasai 200 - 300 kata
- Senang bicara sendiri (monolog)
- Kata-kata yang baru didengarnya dipelajari diam-diam
- Mulai mendengarkan pesan-pesan yang penuh makna
- Lancar dalam bercakap-cakap
- Meski pengucapannya belum sempurna, tertarik mendengarkan cerita yang lebih panjang dan kompleks
- Bisa menggunakan kata 'aku', 'saya', 'kamu' dengan baik dan benar
- Mengerti perbedaan antara yang terjadi di masa lalu, masa kini dan masa sekarang

3 - 4 tahun:
- Mampu menggunakan kata-kata yang bersifat perintah
- Mengenali kata-kata baru dan terus berlatih untuk menguasainya
- Mulai mengenali konsep-konsep tentang kemungkinan, kesempatan, dengan 'andaikan', 'mungkin', 'misalnya', 'kalau'
- Perbendaharaan katanya makin banyak dan bervariasi
- Menggunakan kalimat yang utuh
- Makin sering bertanya sebagai ungkapan rasa keingintahuan mereka, seperti 'kenapa dia Ma?', 'sedang apa dia Ma?', 'mau ke mana?'

Beberapa stimulasi yang dapat dilakukan orangtua untuk mengembangkan kemampuan verbal anak, yaitu:

1. Bicara, bicara, dan bicara.
Semakin dini orangtua menstimulasi anaknya dengan cara mengajaknya bercakap-cakap dan menunjukkan sikap yang mendorong munculnya respon dari si kecil, maka anak akan semakin dini pula tertarik untuk belajar bicara. Tak hanya itu, kualitas percakapan dan bicaranya juga akan lebih baik. Jadi, teruslah mengajak anak Anda bercakap-cakap sejak hari pertama kelahirannya.

2. Jalin komunikasi secara hangat.
Jalinlah komunikasi dengan dihiasi senyum Anda, pelukan, dan perhatian. Sehingga anak Anda akan termotivasi untuk berusaha memberikan responnya.

3. Nyanyikan dengan melakukan pengulangan.
Sering-seringlah menyanyikan lagu yang sederhana dan lucu untuk si kecil, lakukan secara berulang dengan penekanan pada ritme dan pengucapannya. Selingi pula dengan permainan-permainan bernada dan menarik.

4. Lakukan kontak mata.
Selama menjalin komunikasi, jangan lupa melakukan kontak mata secara intensif. Lewat pandangan mata, anak dapat merasakan perhatian, kasih sayang, cinta dan pengertian. Jika sedang berbicara padanya, tataplah matanya dan jangan membelakangi.

5. Jadilah model yang baik.
Jadikan Anda sebagai model baginya, terutama pada masa mereka mulai meniru kata-kata yang didengar dan mengucapkannya kembali. Ucapkan secara perlahan kata-kata maupun kalimat Anda, jelaskan pula dengan menggunakan tindakan sehingga ia tahu hubungan antara kata yang diucapkan dengan tindakan konkritnya. Jangan lupa pula untuk menggunakan bahasa tubuh dan ekspresi wajah secara pas.

6. Terus ajak ia berlatih.
Untuk bisa berbicara, seorang anak perlu latihan mekanisme berbicara melalui gerakan mulut, lidah dan bibir. Sebenarnya, aktivitas menghisap, menjilat, menyemburkan gelembung dan mengunyah, juga merupakan kemampuan yang diperlukan. Karenanya, latihlah si kecil dengan permainan maupun dengan makanan.

7. Bacakan buku yang sederhana dan menarik.
Rajin-rajinlah membacakan buku cerita yang sederhana, namun sarat dengan kisah menarik dan gambar-gambar yang disukai anak-anak. Tunjukkan obyek-obyek yang ada dalam buku, sebutkan namanya, jelaskan apa yang sedang dilakukan dan bagaimana jalan ceritanya. Minta ia mengulang nama yang Anda sebutkan, jangan lupa, berilah pujian jika ia berhasil mengingat dan mengulang nama tersebut.

8. Kenalkan berbagai suara.
Kenalkan si kecil dengan berbagai macam suara dan bunyi, seperti suara mobil, motor, kucing atau anjing. Kenalkan pula suara yang sering didengarnya sehari-hari, seperti pintu terbuka-tertutup, suara air, suara angin berdesir di pepohonan, kertas dirobek, benda jatuh, dan lainnya.

9. Mulai kenalkan angka.
Kenalkan ia pada angka, misalnya dengan menghitung benda-benda yang dibuat permainan. Lakukan dengan suasana santai dan nyaman, agar si kecil tidak merasa ada tekanan untuk menguasai kemampuan itu.

10. Kenalkan pada kata sifat atau kualitas.
Saat usianya 2 tahun, kenalkan ia pada perbendaharaan kata sifat atau kualitas, seperti 'baik', 'indah', 'cantik', 'dingin', 'banyak', 'sedikit', 'asin', 'manis', 'nakal',
'jelek', dan lainnya. Caranya, saat mengucapkan, sertai juga dengan kualitasnya, seperti 'anak baik', 'anak manis', 'anak pintar', 'baju bagus', 'boneka cantik', 'anak nakal', 'roti manis' dan lainnya.

Yang perlu diingat, perkembangan anak bersifat individual. Kecepatan anak Anda, bisa jadi tidak sama dengan anak-anak lainnya karena tiap anak punya dan mengalami hambatan yang berbeda.

Jadi, jika si kecil ternyata kurang lancar dan fasih berbicara, jangan langsung menekan untuk cepat-cepat mengoptimalkan kemampuannya karena hanya akan menyebabkan si kecil stress. Yang bisa Anda lakukan, adalah memberikan rasa aman dan motivasi untuk terus mengembangkan diri.

Dikutip dari: http://halohalo.co.id/
 

LoveLy KhaLisa Copyright © 2009 Baby Shop is Designed by Ipietoon Sponsored by Emocutez