Senin, Juni 09, 2008

Memilih Makanan Bayi Instan yang Paling Sehat

Posted by LoveLy KhaLisa at 08.47
Tiap orang tua menginginkan bayinya memiliki awal yang terbaik dalam hidup mereka. Ada banyak pilihan yang harus dipilih. ASI atau susu formula? Disposableatau popok? Dan jika bayi sudah pada waktu pemberian makanan padat, mana yang lebih sehat?

Di zaman yang serba sibuk ini perawatan bayi sehari-hari dengan waktu yang terbatas membuat banyak orang tua yang memilih makanan bayi instan. Apalagi makanan instan ini terdapat dalam berbagai jenis sepanjang tahun.

Bayi biasanya mulai memakan makanan padat di usia empat sampai enam bulan. Lebih lambat dari itu tidak dianjurkan. Pada usia enam bulan, bayi biasanya mempunyai dua kali berat badan pada waktu lahir dan pada saat itulah dia tertarik untuk makan apa saja yang di sekitarnya.

Untuk mendapatkan pilihan makanan bayi instan yang paling sehat, carilah saran dari dokter anak, ahli gizi dan para orang tua serta dari toko. Rata-rata bayi Amerika mengkonsumsi 600 bungkus makanan bayi dalam kemasan setiap tahunnya. Rata-rata bayi di Eropa Barat mengkonsumsi makanan bayi dalam kemasan sebanyak 240 buah setiap tahunnya dan di Eropa Timur sekitar 12 buah setiap tahunnya.

Sebelum memasukkan makanan padat dalam menu bayi Anda, pastikan dulu kesiapan anak Anda itu. Dokter anak mengatakan salah satu kesalahan orang tua yang paling umum adalah memberi makanan padat terlalu dini pada anaknya. Jika sudah saatnya mengenalkan si kecil pada makanan padat, orang tua dan perawat memiliki tiga pilihan, yaitu membeli makanan dalam kemasan biasa, membeli makanan bayi dalam kemasan yang oraganik, atau membuat makanan bayi sendiri.

Tak perlu dipertanyakan soal biaya, Anda akan mengeluarkan uang lebih banyak untuk makanan bayi dalam kemasan yang banyak diiklankan. Dan biaya akan lebih banyak lagi dikeluarkan untuk yang organik. Keuntungan dari memberi bayi makanan buatan sendiri ialah Anda mengetahui apa yang bayi Anda makan.

Untuk bayi yang sudah agak besar, banyak makanan dalam kemasan yang hadir dengan berbagai campuran, seperti daging ayam dan sayuran. Kekurangannya dari segi nutrisi ialah produsen pembuat makanan bayi tidak diharuskan untuk memberi keterangan pada labelnya berapa tepatnya jumlah ayam dan jumlah sayuran yang terdapat dalam satu kemasan.

Banyak orang tua beranggapan makanan organik lebih sehat untuk bayi. Tapi, ingat bahwa makanan nonorganik menghasilkan jumlah vitamin dan mineral yang sama dengan yang organik.

Banyak produsen makanan bayi yang memasarkan produknya dalam tiga kategori. Yaitu, makanan tahap pertama, tahap kedua, dan tahap ketiga. Makanan pada ketiga kategori tersebut bervariasi jenisnya, porsinya, ukurannya, dan terkadang teksturnya, untuk melengkapi kebutuhan pertumbuhan bayi.

Makanan tahap pertama adalah satu macam buah, sayuran, dan sereal kering sebagai makanan padat pertama yang dapat dicerna bayi. Bahan dasar untuk makanan bayi tahap pertama sedikit berbeda antara satu merek dengan merek lainnya. Masing-masing terbuat dari satu macam buah atau sayuran, air, dan ditambahkan vitamin C atau asam sitrat. Tapi, berapa banyak pisang dalam satu kemasan? Sulit untuk dikatakan.

Hukum tidak mengijinkan perusahaan untuk menyebutkan dan tidak mungkin untuk mengetahui berapa banyak air yang ditambahkan. Namun, kandungan karbohidrat dari sebuah buah atau sayur merupakan indikator yang baik untuk menunjukkan berapa banyak buah atau sayuran dalam suatu produk. Rata-rata sebuah pisang mengandung 10-15 gram karbohidrat dan rata-rata satu buah beratnya 15 gram.

Sereal, buah-buahan, sayur-sayuran, daging, makanan olahan dan hidangan penutup merupakan makanan bayi tahap kedua dan ketiga untuk bayi umur enam sampai sembilan bulan.

Perbedaan mendasar antara makanan bayi tahap kedua dan ketiga ialah makanan tahap ketiga cenderung memiliki tekstur yang lebih kasar dan mungkin mengandung potongan-potongan kecil dari makanan. Produsen makanan bayi seperti Gerber dan Beech-Nut menjual sekitar 60 persen produk mereka berupa makanan tahap kedua.

Kebanyakan produsen pembuat makanan bayi menambahkan air, tepung, dan gula untuk makanan tahap kedua dan ketiga. Hal ini membuat Anda seolah-olah mendapatkan makanan yang lebih kaya. Namun, sebenarnya hal itu akan mengurangi kandungan nutrisinya. Jadi yakinkan diri Anda untuk membaca kandungan produk pada kemasannya.

Setiap bayi memiliki pilihan sendiri untuk makanannya. Tiap bayi memiliki jadwal pengenalan makanan yang tak sama. Akan tetapi ada garis besar yang bisa diikuti. Pada saat memperkenalkan makanan keras pada bayi, orang tua harus memperhatikan makanan yang mudah dicerna oleh bayi dan tidak menimbulkan alergi.

Yang paling umum adalah memperkenalkan sereal untuk pertama kali. Dibandingkan gandum yang bisa menimbulkan alergi, sereal lebih bagus karena mengandung zat besi yang sangat dibutuhkan bayi. Disamping itu juga mudah bercampur dengan air sehingga mudah dicerna.

Setelah sereal, pemberian sayuran dan buah-buahan bisa diperkenalkan. Biasanya pada saat bayi berumur enam sampai delapan bulan. Banyak dokter anak yang menyarankan sayuran yang didahulukan karena seringkali bayi yang telah merasakan manisnya buah-buahan tak tertarik untuk makan sayur yang rasanya tak semanis buah. Pada umur sebelas bulan, asupan daging mulai diberikan, disusul kuning telur dan kemudian putih telur.

Pada saat bayi berusia 8 bulan ke atas, carilah bahan tambahan seperti tepung tajin dan gula-gulaan yang biasanya tersedia dalam kemasan di swalayan.

Produk ini tidak berbahaya namun hanya mengandung sedikit nutrisi. Karena bayi kurang nafsu makan, maka tambahan tersebut bisa membantu makanan lebih bernutrisi. Kehadiran pengental seperti tepung beras, tepung terigu, dan sagu modifikasi, membuat makanan menjadi tipis dan kurang nutrisi.

Belajar memberi makan pada bayi bisa menjadi saat yang emosional baik bagi orangtua maupun sang bayi. Jangan memaksa bayi Anda untuk langsung menyukai makanan padat pada saat pertama kali.

Kemampuan untuk memakan makanan padat dan menelannya terjadi secara refleks serta tidak terjadi pada saat yang sama pada semua bayi. Saat Anda mulai mengenalkan makanan padat, cobalah untuk tidak putus asa saat bayi anda tampak tidak memakannya. Cobalah mengenalkan makanan baru lagi keesokan harinya. Mulailah dengan satu makanan setiap kalinya. Perkenalkan makanan baru setiap sekitar tiga hari. Perhatikan tanda-tanda ketidakcocokan atau alergi, seperti muntah-muntah, diare, dan gatal-gatal. ruz

Kaleng Harus Bunyi

Menyimpan dan mengolah makanan bayi instan ada caranya. Anda juga harus waspada atas produk yang kadaluarsa, rusak atau telah terkontaminasi zat lain. Berikut hal yang patut diperhatikan:
-Simpan makanan bayi jauh dari uap, kelembaban, panas dan produk dengan bau menyengat.
-Dengarkan bunyi penutup saat membuka kaleng baru. Jika tidak ada bunyi, singkirkan makanan tersebut.
-Beri makan bayi Anda dari piring lain, bukan langsung dari kaleng dan jangan mengembalikan makanan yang belum dimakan ke dalam kaleng. Ini mencegah air liur bayi merusak makanan yang tersisa di kaleng.
-Tutup kembali kaleng dan simpan di kulkas maksimum tiga hari.
-Hati-hati saat memanaskan makanan bayi. Makanan mungkin menjadi terlalu panas. Daging cenderung menjadi panas secara tak merata dan mungkin hancur saat dikeluarkan dari microwave. Aduk makanan dengan baik untuk mendistribusikan panas dan selalu coba suhu makanan sebelum diberikan pada bayi. ruz

Dikutip dari: http:/www.republika.co.id -- Koran » Wanita -- Minggu, 25 Januari 2004

1 comments:

Admin Patrick on 5 Oktober 2015 pukul 15.37 mengatakan...

Kalau misalnya seperti bubur organik untuk bayi itu bagus gak? Soalnya rencana saya pengen kasih itu buat makanan pendamping asi untuk si kecil

 

LoveLy KhaLisa Copyright © 2009 Baby Shop is Designed by Ipietoon Sponsored by Emocutez