Minggu, Mei 18, 2008

Tidur Berkualitas Membuat Anak Cerdas

Posted by LoveLy KhaLisa at 00.29
WAKTU tidur mencukupi menjadi salah satu aspek penentu tumbuh kembang optimal anak. Amati karakter dan pola tidur si kecil. Yakinkah kualitasnya tak bermasalah?

Bagi bayi, tidur sama pentingnya dengan asupan gizi makanan dan minuman. Saat si kecil tertidur, aktivitas regenerasi sel-sel tubuh dan tumbuh kembang otak mencapai puncaknya. Demikian juga bagian otot, kulit, dan tulang. Pada waktu tidur, tubuh memproduksi hormon pertumbuhan tiga kali lebih banyak dibanding ketika dia terbangun.

Menurut Konsultan Tumbuh Kembang Anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) cabang DKI Jakarta, Dr Rini Sekartini SpA(K), tidur merupakan kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang bayi dan batita (bayi di bawah tiga tahun).

Tidur yang berkualitas juga dapat memperkuat daya tahan tubuh, kemampuan belajar dan daya ingat, perkembangan fungsi hormon, metabolisme tubuh, serta sistem jantung dan pembuluh darah.

"Kenyataannya, belum banyak orangtua yang menyadari bahwa tidur berkualitas merupakan hal yang sangat penting bagi bayi atau batita," ungkap dokter yang juga menjadi anggota Asia Pacific Paediatric Sleep Alliance(APPSA).

Penelitian yang melibatkan para orangtua di lima kota besar di Indonesia yaitu di Jakarta, Bandung, Medan, Palembang, Batam mengungkapkan, sekitar 72,2 persen orangtua menganggap masalah tidur pada bayi atau batita bukanlah masalah, atau hanya merupakan masalah sepele.

Padahal, penelitian yang sama juga mengungkapkan bahwa 44 persen bayi dan batita di Indonesia mengalami gangguan tidur. Seperti sering terbangun di malam hari dan kurang tidur. Sementara itu, di Amerika sebanyak 84 persen anak usia 1-3 tahun dilaporkan mempunyai masalah tidur yang persisten.

Masalah tidur bisa dalam hal kuantitas, yaitu jumlah lamanya tidur kurang dari normal. Atau, hal-hal yang menyangkutkualitastidurseperti sulit memulai tidur, sering terbangun di malam hari sebanyak 2-3 kali, bila terbangun susah tertidur kembali, ataupun rewel, sering menangis, menjerit, ketakutan, menggesekkan gigi, dan ngorok.

Bayi usia 2-3 bulan biasanya pola tidurnya tidak teratur. Rini menuturkan, idealnya bayi usia 9 bulan dapat tidur sepanjang malam, dan jika terbangun di malam hari, seharusnya dapat tertidur kembali dengan sendirinya. "Ketika bayi terbangun jangan langsung diberi susu atau makan. Tunggu sampai ia duduk, baru diberikan," sarannya.

Hal senada diungkapkan, Dr Stanley Coren dalam bukunya Sleep Thieves. Dia menjelaskan bahwa pada usia anak 9-18 bulan seharusnya orangtua membiasakan anak untuk tidur sepanjang malam. "Jangan segera menggendong mereka agar cepat kembali tidur," tegas Coren.

Bagi orangtua hendaknya waspada karena jika kuantitas dan kualitas tidur tidak optimal, bisa mengakibatkan masalah serius. Tak hanya akan mengantuk di siang hari, anak jadi rentan infeksi dan obesitas. Dari aspek kognitif, masalah tidur bisa membuat anak cenderung lamban, kurang kreativitas dan perhatian serta terganggu konsentrasi. "Keluarga yang dekat dengan si anak pun akhirnya ikut dibuat repot dan stres," jelas Rini.

Pengalaman itu dirasakan model dan presenter, Arzeti Bilbina. Ketika anak kurang tidur cenderung timbul ulah yang kurang menyenangkan. "Dia jadi mudah marah-marah dan mukulin siapa saja didekatnya, tapi kalau tidurnya pulas, besoknya bermain dengan enak," ujarnya.

Dikutip dari: www.okezone.com

0 comments:

 

LoveLy KhaLisa Copyright © 2009 Baby Shop is Designed by Ipietoon Sponsored by Emocutez