Selasa, Februari 26, 2008

Kulit Bayi dan Alergi

Posted by LoveLy KhaLisa at 16.19 2 comments
Ungkapan, kulit mulus seperti kulit bayi mungkin saja kurang tepat. Buktinya, kebanyakan kulit bayi, terutama bayi baru lahir, justru beruntusan. Kenapa ya? Penyebabnya lumayan banyak ternyata. Apa sajakah itu, dan perlukah penanganan dari ahlinya?

JERAWATAN

Kemungkinan: acne infantil (jerawat) dengan tanda-tanda:

Kulit muka ditumbuhi benjolan kecil mirip jerawat atau bruntusan dengan warna kemerahan.

Bisa terjadi di wajah, dada, punggung, dan/atau sela paha.

Biasanya muncul dalam 30 hari pertama kehidupan, puncaknya pada minggu ke 2-4.

Penyebab:

Acne infantil yang dialami 50% bayi baru lahir ini disebabkan hormon androgen yang masih tinggi (sisa saat ia masih dalam kandungan) pada peredaran darahnya.

Solusi:

Umumnya jerawat ini akan hilang dengan sendirinya seiring lenyapnya hormon tersebut. Pada beberapa kasus, dokter akan meresepkan obat jerawat ringan, krim benzoil peroksida 2,5%, misalnya.

BINTIK KEMERAHAN PADA LIPATAN KULIT

Kemungkinan: biang keringat (miliaria) dengan gejala utama gatal-gatal disertai kulit kemerahan bergelembung kecil-kecil. Biang keringat dapat dibagi menjadi:

Miliaria crystallina (MC) dengan gejala bercak-bercak kecil (berbentuk seperti butiran) yang timbul berkelompok dan berwarna menyerupai kulit atau merah muda. MC tidak meradang dan biasanya menyerang daerah lipatan, terutama leher dan ketiak, serta daerah yang tertutup baju. Biang keringat tipe ini paling banyak menyerang bayi karena si kecil umumnya dibungkus ketat sehingga tubuhnya jadi berkeringat dan lembap.

Miliaria rubra dengan gejala bercak seperti butiran berwarna merah (papula) atau melebar (papula vesicles). Kelainan ini biasanya timbul di daerah lipatan seperti leher, lipat paha, ketiak, dahi, badan atas, sisi lengan, dan daerah yang tertutup baju.

Penyebab:

Cuaca panas sehingga bayi berkeringat padahal kelenjar keringatnya masih belum sempurna dan mudah tersumbat.

Kurang sempurna saat mengeringkan tubuh si kecil, terutama terjadi pada bayi gemuk yang leher dan ketiaknya berlipat-lipat.

Pakaian anak terlalu ketat sehingga membuatnya cepat gerah dan berkeringat.

Pencegahan:

Penyakit ini biasa kambuh berulang terutama bila udara panas. Cara mencegahnya dengan perawatan rutin, seperti:

Mandi teratur

Setiap si kecil berkeringat, cepat basuh dengan lap basah kemudian keringkan dengan handuk lantas taburi tubuhnya dengan bedak.

Bila cuaca panas, kenakan bayi baju yang tipis. Jadi ia tidak perlu selalu dibedong dengan ketat.

Air mandi jangan terlalu panas karena justru membuat bayi jadi gerah lalu berkeringat.

Pengobatan:

Hampir 70% kasus biang keringat bisa diatasi bila si kecil terhindar dari cuaca panas. Pengobatan yang disarankan biasanya dengan mengoleskan losion calamin.

KULIT MERAH DAN MENGELUPAS

Kemungkinan: eksim susu (Dermatitis atopik). Biasanya terjadi saat usia bayi 2 bulan atau setelah sistem imunitas bayi mulai terbentuk dan berlanjut hingga usia 2 tahun. Area yang terkena biasanya pipi dan lipatan kulit (daerah lekukan lengan dan kedua lekukan lutut) dengan tanda bercak merah (yang terkadang basah seperti kulit lecet) atau bintik-bintik kemerahan yang menonjol di permukaan kulit yang berisi cairan. Bila pecah akan tampak basah kemudian mengering dan menjadi koreng kekuningan atau kehitaman. Pada beberapa kasus ada yang kulitnya sampai mengelupas seperti akan ganti kulit. Karena rasanya gatal, bayi umumnya akan gelisah serta rewel.

Penyebab:

Yang jelas bukan ASI karena justru ASI mengandung zat pelindung tubuh terhadap alergi dan infeksi. Beberapa faktor yang dicurigai sebagai biang keladi adalah:

Faktor keturunan

Faktor luar/lingkungan, misal debu, udara panas dan kelembapan

Kebiasaan bayi, seperti merangkak sehingga tungkai dan sikunya mudah kotor dan terserang eksim

Kosmetik yang tidak tepat sehingga kulit bayi kering dan bersisik/terkelupas

Bisa juga karena proses fisiologis, walaupun tidak semua bayi mengalami

Pencegahan:

Merawat kulit bayi dengan baik dan mencegah kulitnya agar tidak kering.

Pengobatan:

Kondisi ini rentan mengalami infeksi jadi sebaiknya si kecil segera dibawa berobat ke dokter.

RUAM MERAH PADA BOKONG DAN SELANGKANGAN

Kemungkinan: eksim popok. Keluhannya adalah bintik-bintik merah timbul yang menimbulkan rasa gatal dan kadang nyeri yang ditemui di sekitar bokong dan selangkangan bayi.

Penyebab:

Ini adalah kelainan kulit yang timbul akibat radang di daerah tertutup popok. Bagian tertutup popok mudah meng- alami peradangan, karena kulit di bagian itu hangat dan lembap serta peka terhadap bakteri dan senyawa yang dapat mengiritasinya.

Eksim popok juga bisa muncul karena adanya zat-zat tajam, yang biasa ada dalam feses dan urine bayi, yang bisa menimbulkan peradangan di sekitar anus. Bercak seperti ini biasanya terjadi bila bayi diare.

Akibat terjadinya iritasi yang disebabkan oleh amonia (terjadi saat bakteri yang terdapat pada urine bercampur dengan kotoran bayi).

Pencegahan:

Ganti popok sesegera mungkin setiap kali bayi BAK. Pilih kain popok yang terbuat dari bahan lembut (seperti katun). Perhatikan juga cara pemakaiannya, jangan terlalu ketat agar kulit tidak tergesek.

Penggunaan pospak sedapat mungkin dihindari.

Pengobatan:

Periksakan ke dokter bila bercaknya belum hilang dalam 10 hari sebab kemungkinan sudah ditumpangi jamur kandida. Dokter biasanya akan meresepkan krem antijamur. Jika telah diobati gejala ini biasanya akan hilang dalam waktu satu minggu.

TANDA BIRU DI BOKONG

Kemungkinan: mongolian blue spot. Biasanya warna biru/tanda biru akan tampak di bokong, lengan, atau paha, bisa juga dengan penampakan warna merah di kepala.

Penyebab:

Akumulasi pigmentasi bawah kulit. Gejala yang banyak dialami bayi Asia ini tidak menimbulkan rasa sakit juga bukan menandakan adanya gangguan pada jalannya aliran darah

Pengobatan:

Semua ini merupakan kelainan fisiologis normal yang ditemukan pada banyak bayi dan akan hilang dengan sendirinya, seiring dengan sempurnanya fungsi tubuh bayi. Jadi tidak perlu diobati.

TANDA-TANDA LAIN DI KULIT BAYI

Masih ada beberapa tanda di kulit bayi yang sering membuat orangtua waswas. Berikut di antaranya:

Kulit kepala merah dan terkelupas. Bersihkan dengan baby oil atau sikat rambut khusus bayi yang lembut. Tanyakan pada dokter kulit apakah harus mengganti sampo atau butuh salep tertentu untuk mengobatinya.

Bintik-bintik putih yang timbul di sekitar pipi atau hidung. Gejala yang disebut dengan milia ini akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa minggu jadi tidak perlu tindakan tertentu.

Warna kulit yang tidak merata di bagian pergelangan tangan biasanya timbul karena sirkulasi darah yang belum sempurna. Hal itu bisa menyebabkan tampilan kulit di bagian tertentu berwana lebih pucat dibandingkan di daerah lainnya. Pada bagian tangan dan kaki mungkin saja timbul warna kebiruan, ini pun gejala yang normal.

Bintik merah di bagian tertentu tubuh (umumnya ditemukan di tungkai dan lengan atau daerah yang tidak tertutup pakaian). Kemungkinan besar disebabkan gigitan serangga. Untuk itu cara mencegahnya hindari bayi dari gigitan nyamuk dan lainnya. Bintik merah ini tidak perlu diobati karena akan hilang dengan sendirinya.

Benjolan merah sering timbul di daerah selangkangan dan ketiak pada bayi yang tinggal di daerah tropis. Hal ini disebabkan kelenjar keringat tidak bekerja dengan semestinya, ditambah adanya infeksi bakteri. Gejala ini sewaktu-waktu bisa datang dan pergi dengan tampilan kulit yang beragam, misalnya seperti bisul kecil dengan bintik merah di bagian tengahnya. Jika mengalami hal ini harus berobat ke dokter kulit.

Kulit yang mengelupas biasa dialami bayi Asia setelah beberapa hari dilahirkan. Gejala ini timbul terutama di daerah telapak tangan dan telapak kaki. Bayi Asia memang cenderung memiliki kulit lebih kering dibandingkan dengan bayi Eropa. Oleskan baby oil pada kulit yang mengelupas.

Jika bayi Anda menderita penyakit impetigo, infeksi yang ditimbulkan oleh bakteri di sekitar mulut, sebaiknya jauhkan dari anak lainnya. Gunakan handuk khusus dan cucilah tangan setelah menyentuh bagian yang terkena infeksi. Segera bawa ke dokter kulit.

Gazali Solahuddin.

Narasumber: dr. Dian Pratiwi, SpKK, dari erhaclinic Kemanggisan-Jaka

Minggu, Februari 24, 2008

Cara Memandikan Bayi

Posted by LoveLy KhaLisa at 03.32 1 comments
Tuangkan air dingin ke dalam bak mandi, kemudian tambahkan air panas secukupnya sampai mencapai suhu 40 derajat Celsius untuk bayi berumur sampai 2 bulan, lalu berangsur turunkan suhu sampai 27 derajat Celsius untuk bayi di atas 2 bulan. Isilah bak mandi dengan air setinggi kira-kira 7,5 cm dari dasar bak.

Untuk bayi yang baru lahir, bersihkan terlebih dahulu kedua matanya dengan kapas yang telah direndam air matang. Bersihkan mata bayi dari ujung mata ke arah hidung, Gunakan kapas yang berbeda untuk masing-masing mata.

Bersihkan pula lubang hidung si kecil secara perlahan-lahan dengan cotton buds yang telah terlebih dahulu dicelupkan ke dalam air bersih. Gantilah kapas untuk masing-masing lubang hidung. Hati-hati, jangan memasukkan cotton buds terlalu dalam.

Kemudian bersihkan juga daun telinga si kecil dengan cotton buds yang telah diberi baby oil. Jangan masukkan cotton buds ke dalam lubang telinga, bersihkan bagian luar telinganya saja.

Sebelum membersihkan tubuhnya, bukalah baju bayi secara bertahap. Mula-mula bukalah baju bagian atas, baru kemudian popok atau celana bayi.

Bersihkan alat kelamin dan pantat bayi dengan kapas bulat yang sudah dibasahi air. Bersihkan setiap lipatannya.

Kemudian mulailah menyabuni rambutnya serta seluruh badan bayi, terutama lipatan-lipatan kaki, paha, tangan serta lehernya dengan menggunakan sabun bayi.

Ukur kembali suhu air dalam bak mandi. Kemudian selipkan tangan kiri Anda ke bawah tengkuk si kecil, lalu pegang erat-erat ketiaknya. Sanggahlah tengkuk si kecil dengan pergelangan tangan Ibu, lalu pegang tubuhnya dengan tangan kanan Ibu.

Angkatlah si kecil dan masukkan ke dalam bak mandi. Sementara tangan kiri Anda menyangga kepala dan memegangi ketiaknya, tubuhnya sebagian terendam dalam air. Gunakan tangan kanan Ibu untuk membersihkan sabun di telinga, leher, dan seluruh badannya. Biarkan si kecil bermain dalam air selama sekitar 2-5 menit. Bila si kecil sudah cukup besar, berikan mainan kapal-kapalan atau bebek-bebekan agar acara mandi semakin menyenangkan.

Untuk membersihkan bagian belakang tubuhnya, balikkan badan si kecil, kemudian sanggah badannya dengan tangan kiri Anda dan pegang erat-erat ketiaknya. Lalu dengan tangan kanan, bersihkanlah punggungnya.

Setelah acara mandi selesai, angkatlah tubuh si kecil dari dalam air, lalu bungkuslah tubuhnya dengan handuk. Sambil mengajaknya bercengkrama, keringkan tubuh bayi dengan cara menekan-nekankan handuk bayi ke tubuhnya.

Setelah tubuhnya kering, taburkan bedak bayi di dada, perut dan punggungnya, agar tubuhnya wangi dan segar. Perhatikan setiap lipatan dan lekukan khususnya di daerah kemaluaannya. Usapkan lipatan pada kemaluan si kecil dengan baby oil.

Terakhir, pakaikan popok dan baju bayi, lalu sisirlah rambutnya dengan sisir khusus untuk rambut bayi. Bila cuaca mengijinkan, ajakan si kecil jalan-jalan atau berjemur di bawah sinar matahari pagi.

Dikutip dari: Booklet Milna

Kamis, Februari 21, 2008

Agar Mata Si Kecil Tetap Berbinar

Posted by LoveLy KhaLisa at 04.05 0 comments
Mata bayi Anda kelihatan kotor dan “redup”? Tak usah khawatir dulu. Asal tahu caranya, mata mungilnya bisa “bersinar” lagi!

Mata adalah jendela untuk melihat dunia. Jadi sudah sepatutnya Anda tidak mengabaikan kondisi mata si kecil. Tentu saja ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan.

Cari penyebabnya

Penyebab “redupnya” mata bayi bisa beragam (silakan lihat boks “Ini Dia Penyebabnya!”). Untuk memastikannya, berkonsultasilah dengan dokter anak Anda. Dengan demikian, tindakan yang dilakukan benar-benar tepat.

Siap-siap dulu sebelumnya

- Tangan Anda harus bersih. Ini untuk menjaga kuman-kuman yang “nakal” ikut-ikutan masuk ke mata mungilnya.

- Gunakan kapas bulat yang lembut, sebab “serpihan” kapas tidak akan menempel di mata dan menimbulkan iritasi.

- Celup kapas bulat dalam air hangat, agar tidak tidak terjadi iritasi.

- Saat membersihkan mata

- Rajin-rajinlah membersihkan matanya, minimal berbarengan saat Anda membersihkan tubuhnya di pagi dan sore hari.

- Ganti kapas setiap kali membersihkan mata bayi, agar kotoran mata yang sudah terambil tidak mengenai matanya lagi. Tindakan ini juga mencegah kontaminasi kuman dari satu mata ke mata lainnya.

Ini Dia Penyebabnya!

- Sebelum berusia 48 jam. Biasanya akibat kontaminasi cairan ketuban atau darah seusai persalinan. Kotoran matanya akan berwarna kecokelatan, tapi tidak berbau.

- Setelah usianya 48 jam. Ini karena infeksi. Umumnya, kotoran mata akan berwarna kuning kehijauan dan berbau. Infeksi bisa juga ditandai radang pada mata, berupa bengkak dan berwarna kemerahan.

- Sumbatan pada saluran air mata . Terjadi karena ada sumbatan di saluran air mata, sehingga air mata menggenang dan debu yang beterbangan di udara lengket di mata.

Nia L. Tobing

Dikutip dari: www.ayahbunda-online.com

Selasa, Februari 19, 2008

Agar Bayi Aktif Bergerak

Posted by LoveLy KhaLisa at 23.20 3 comments
Bayi Anda lebih suka nonton teve dan didongengi daripada beraktivitas aktif atau berinteraksi? Segera ubah pola asuh Anda.

Di usia 0-12 bulan, bayi memang belum bisa melakukan banyak hal seperti anak batita. Namun ia sudah memiliki naluri lahiriah untuk selalu aktif, entah bergerak, bersuara, dan memandang. Jadi patut dipertanyakan jika si kecil sampai tak memiliki hasrat untuk berkegiatan aktif atau lebih banyak diam tak mengeluarkan suara, jarang bergerak, pandangannya tidak antusias, dan malas diajak bermain yang menuntut keaktifan panca indra dan anggota tubuh.

Menurut Erfianne Cicilia, Psi., dengan bayi aktif bergerak, bersuara, memandang, dan merespons setiap stimulus yang datang atau diberikan, menandakan panca indranya baik, otaknya aktif, ciri sedang belajar dan ingin mengembangkan kemampuannya. Malah aktifnya si kecil, tambah psikolog dari LPT UI yang akrab disapa Fifi ini, "Sebenarnya merupakan ciri bahwa bayi mau dan ingin menerima hal-hal baru untuk dipelajari dan digunakan demi kepentingan dan kebaikannya."

Karena itu, sungguh disayangkan jika bayi hanya menerima masukan dari satu sisi saja. Sementara tugas perkembangan bayi itu banyak sekali, yang tentunya tak akan cukup distimulasi dan dikembangkan jika aktivitasnya hanya mendengar dan menonton saja. Jikapun kecerdasannya tampak bagus, ya sebatas bidang itu saja. Bagaimana dengan kecerdasan yang lain, seperti sosialisasi dan motorik, mampukah dikembangkan oleh si bayi dengan baik?

Jelas, orang tua harus mempertanyakan jika bayinya jarang menangis, tak kunjung bersuara, kurang menggerakkan anggota badan, atau tenang saja meski telat diberi ASI atau makanan pendamping ASI, karena pasti ada apa-apa pada diri si kecil. Untuk itu, sarannya, "Orang tua harus banyak belajar supaya mengetahui perkembangan dan kondisi anak yang seharusnya. Sehingga saat bayinya tidak menunjukkan sesuatu yang semestinya terjadi, orang tua bisa lekas tanggap untuk mengatasi dan memeriksakan ke ahlinya."

PENYEBAB BAYI MENJADI PASIF

Ada banyak penyebab bayi lebih senang kegiatan pasif, tetapi yang paling umum dan sering ditemukan, menurut Fifi, adalah karena:

1. Fisik si bayi tak memungkinkan dirinya untuk aktif alias kegemukan. Jadi dia cukup kerepotan dan kecapekkan untuk menggerakan anggota tubuhnya.

2. Si bayi memiliki gangguan neurologi atau kelainan fungsi saraf. Bisa juga ada kelainan pada panca indra atau anggota tubuh lainnya. Tentu hal ini harus diperiksakan ke dokter dan hanya dokter yang bisa memutuskan ada apa pada diri si bayi.

3. Orang tua memiliki keyakinan bahwa bayi yang anteng adalah anak yang penurut dan baik. Karena itu orang tua mengondisikan bayinya untuk selalu anteng dengan memberikan stimulasi yang membuat si kecil pasif, seperti menonton teve.

4. Orang tua sudah cukup puas dengan bayinya yang dianggapnya baik dan pintar karena diam saja, lebih banyak melihat dan mendengar. Karena menurutnya, bayi yang rewel itu nyusahin. Padahal, bayi anteng itu bisa karena dia tidak menerima stimulus apa-apa, atau ada apa-apa pada anggota tubuh juga panca indranya.

5. Orang tua tidak ekspresif. Sekalipun berinteraksi, tetapi ekspresinya datar sehingga si anak tak terpancing untuk memberikan respons. Reaksinya pasti jauh berbeda bila kita menyapanya dengan ekspresi muka dan gerak tubuh yang ekspresif. Si kecil jadi lebih ceria, tertantang, dan aktif bergerak jika stimulusnya ekspresif.

6. Orang tua mengajak bayi berinteraksi secara pasif. Misalnya, menggendong bayi sambil ngobrol dengan orang lain atau malah nonton teve.

7 EFEK YANG HARUS DIWASPADAI

Anak-anak yang lebih senang berkegiatan pasif besar kemungkinan tak mencapai tahap-tahap perkembangan yang seharusnya ia tapaki. Kecuali jika orang tua cepat tanggap dan lekas memperbaiki diri. Kalau tidak, ujar Fifi, anak kurang mendapat pengalaman dan kesempatan emas yang mungkin akan sangat baik untuknya di kemudian hari.

Selain itu, tambahnya, ada hal-hal tertentu yang bisa kita lihat langsung, yang merupakan efek jika si kecil lebih pasif dari anak normal pada umumnya:

1. Motorik bayi tidak terstimulasi dengan baik. Bisa jadi perkembangan dan kemampuan motoriknya akan lebih jelek dari bayi normal lainya.

2. Karena kepasifannya itu, tentu si bayi tidak terstimulasi dengan baik dan lengkap untuk urusan sosialisi, kepekaan sosial, dan interaksi sosial. Kelak di usia berikutnya ia mungkin akan mengalami kesulitan dalam berteman, bergaul, sharing, mengerti orang lain, dan saling membantu.

3. Tak menutup kemungkinan ia tumbuh menjadi anak yang hanya mau enaknya saja alias selalu minta "disuapi". Mengapa? Karena ia selalu saja dikondisikan untuk menjadi penerima pasif.

4. Karena selalu anteng, seumpama pipis diam saja, lapar asyik saja, haus tak pernah protes, dan lainnya, maka kemungkinannya si kecil tak bisa mengenali diri sendiri, tidak tajam sensitivitasnya, dan kurang baik emosinya.

5. Bisa juga ia menjadi takut mencoba segala sesuatu yang baru.

6. Efek lainya yang mungkin saja terjadi adalah kekurangan gizi.

7. Lebih buruk lagi, ia punya suatu masalah neurologis. Empat masalah terakhir ini mesti ditangani oleh ahlinya jika sampai terjadi.

Memang, diakui Fifi, ketujuh efek tadi belum tentu terbawa si bayi hingga besar. Walau bagaimana pun, di usia 1-3 tahun nanti ia akan memasuki lingkungan yang lebih luas jika dimasukkan ke sebuah kelompok bermain, lalu di usia 3-5 tahun masuk TK, dan di usia 6-12 tahun masuk SD. "Jadi, perubahan-perubahan mungkin saja terjadi seiring bertambahnya usia dan pengalaman si anak."

Hanya saja, biasanya kecerdasan anak yang di masa bayinya pasif tidak akan setingkat dengan anak-anak yang banyak mendapat stimulasi aktif di masa bayinya. Maksudnya, anak-anak seperti ini tentu memiliki PR yang berat dan sulit untuk bisa mengejar ketertinggalanya. Ibarat, orang lain sudah ke bulan, dia baru belajar bikin pesawatnya dan menjadi astronot. Saat dia baru bisa sampai di bulan, orang lain malah sudah sampai planet Mars. Begitulah kondisi si kecil.

BERIKAN STIMULASI AKTIF

Nah, agar terhindar dari efek negatifnya, mulai detik ini juga imbangi aktivitas pasif si bayi. Caranya? Simak saran Fifi berikut ini!

    Langkah pertama yang harus orang tua lakukan adalah mengubah kebiasaan diri sendiri atau si pengasuh yang tidak ekspresif dan ogah-ogahan dalam menghadapi anak. Mengapa? Karena, program apa pun yang akan diberikan, jika interaksi dengan anak tidak ekspresif dan ogah-ogahan, maka sama juga bohong.

    Ingatlah, tak ada kata terlambat dalam menstimulasi anak. Sekalipun hal ini baru orang tua sadari setelah si bayi berusia 5 bulan, misal. Orang tua tetap bisa memberikan stimulasi aktif untuk memperbaikinya.

    Ketahui lebih dulu, apa saja tugas-tugas perkembangan anak di usia 0-12 bulan. Kemudian, mulailah memberikan stimulasi dari kekurangan anak pada saat itu, tanpa melihat tugas perkembangan yang seharusnya dicapai anak pada saat itu. Contoh, sekarang si kecil berusia 10 bulan. Karena dia lebih suka kegiatan pasif, maka dia belum bisa mencapai tahapan berdiri sambil berpegangan dan menjimpit. Nah, saat itu kita jangan dulu memberikan stimulasi sesuai dengan usianya, tapi berikanlah stimulasi dari ketertinggalanya terlebih dahulu. Misalnya mengajari bayi berjalan dengan ditatih dan memberinya butiran makanan yang kecil dan aman supaya motorik halusnya terlatih dengan baik.

    Jangan hilangkan optimisme dalam hati orang tua. Yakinlah, anakku pasti bisa. Tinggal bagaimana saya dan si pengasuh bisa membingbing dan mengarahkanya.

    Orang tua jangan terlalu cemas menghadapi masalah ini, apalagi sampai membanding-bandingkan bayi sendiri dengan bayi lain. Tak ada gunanya mendorong terlalu keras, karena anak akan menolak. Apalagi setiap anak itu unik! Bila kita rajin memberikan stimulasi walau agak terlambat, kelak dia bisa kok mencapai tahapan-tahapan perkembangan dengan baik.

    Untuk lebih pasti seperti apa cara menstimulasi anak yang mengalami problema ini, disarankan agar orang tua berkonsultasi pada dokter dan psikolog. Bisa jadi, cara menstimuasi anak A dengan anak B belum tentu sama, sekalipun kasusnya sama.

    Lakukan selalu stimulasi pada si kecil dengan sungguh-sungguh dan ekspresif. "Halo, Sayang... ada apa panggil-panggil Ayah? Oh, mau belajar jalan ya! Yuk, belajar jalannya di halaman. Satu... dua... tiga... horeee bisa! Yuk, kita coba lagi sampai bisa. Kalau sudah capek bilang ya, nanti kita istirahat dulu," misalnya.


Dikutip dari: www.tabloid-nakita.com

WASPADAI PENYAKIT PNEUMOKOKUS!

Posted by LoveLy KhaLisa at 23.08 0 comments
Hingga saat ini, menurut data WHO, ada 1 juta balita meninggal setiap tahun akibat penyakit yang disebut Invasive Pneumoccoccal Disease (IPD). Penyakit ini cukup berbahaya dan tidak jarang menyebabkan kematian pada anak balita. Menurut dr. Sukman Tulus Putra, Sp.A.(K), FACC, FESC, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), orangtua hendaknya tetap waspada terhadap bahaya serangan penyakit IPD karena dapat mengancam nyawa, terutama pada anak di bawah usia 2 tahun.

MENYEBAR DI UDARA

Saat ini, dari sekitar 25 juta balita di Indonesia, sebagian besar berpotensi terkena serangan IPD. Oleh karena itu IDAI merasa perlu mensosialisasikan bahaya penyakit IPD kepada seluruh masyarakat meski kenyataannya kita masih bergelut dengan berbagai penyakit Infeksi lain seperti demam berdarah dengue dan polio.

IPD adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus (streptoccoccus pneumoniae). Bakteri tersebut secara cepat dapat masuk ke dalam sirkulasi darah dan merusak (invasif) serta dapat menyebabkan infeksi selaput otak (meningitis) yang biasa disebut radang otak.

Penelitian menunjukkan, sebagian besar bayi dan anak di bawah usia 2 tahun pernah menjadi pembawa (carrier) bakteri pneumokokus di dalam saluran pernapasan mereka. Oleh karena itu, bayi baru lahir hingga bocah usia 2 tahun berisiko tinggi terkena IPD.

Bakteri ini menyebar di udara (airborne disease) melalui cairan/lendir hidung dan tenggorokan saat seseorang bersin dan batuk. Saat bersin atau batuk, jutaan partikel air liur yang sangat kecil terlontar dengan kecepatan 100 meter per detik. Partikel tersebut umumnya berdiameter sekitar 10-100 mikrometer. Partikel ini akan segera berubah menjadi partikel yang lebih kecil lagi (droplet nuclei) berukuran 1-4 mikrometer dan berisi virus atau bakteri. Inilah yang menjadi sarana penularan yang sangat cepat. Itulah sebabnya interaksi antara anak dan manula yang mengidap penyakit ini terus menerus, serta antarbayi dan anak di tempat-tempat umum, kendaraan umum, likungan tetangga, tempat penitipan anak (TPA) dan kelompok bermain (playgroup), merupakan lokasi potensial bagi penyebaran bakteri IPD ini.

SAKIT TELINGA SAMPAI AJAL MENJEMPUT

Infeksi pneumokokus merupakan infeksi bakteri yang menyerang berbagai bagian tubuh.

* Jika bakteri pneumokokus masuk ke dalam aliran darah, dikenal sebagai pneumokokus bakteremia.

* Jika bagian otak tertentu yang terserang, dikenal sebagai meningitis (radang/infeksi selaput otak).

* Jika bakteri pneumokokus menyerang paru-paru, dikenal sebagai pneumonia atau radang/infeksi paru.

* Jika telinga yang terinfeksi, dikenal sebagai otitis media akut.

Apabila terjadi bakteremia, akan muncul gangguan berbagai organ tubuh (disebut sepsis) yang akhirnya berujung pada kegagalan fungsi organ (multiorgan failure). Selain itu, pneumokokus juga bisa menyebabkan penyakit lokal yang bersifat non-invasif, seperti infeksi telinga tengah, radang paru dan sinusitis.

Yang paling fatal bila bakteri pneumokokus menyerang otak. Pada kasus-kasus meningitis seperti ini, kematian akan menyerang 17% penderita hanya dalam kurun waktu 48 jam setelah terserang. Kalaupun dinyatakan sembuh umumnya meninggalkan kecacatan permanen, semisal gangguan pendengaran dan gangguan saraf yang selanjutnya memunculkan gangguan motorik, kejang tanpa demam, keterbelakangan mental dan kelumpuhan.
Di Indonesia, saat ini pneumokokus menjadi salah satu dari dua penyebab utama meningitis bakteri anak-anak. Meskipun penyakit pneumokokus memuncak pada anak usia 12 bulan, kasus meningitis mungkin mulai terjadi dari usia 2 bulan.

CEGAH DENGAN IMUNISASI

Infeksi yang disebabkan pneumokokus adalah penyebab angka kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) yang tinggi pada anak-anak di seluruh dunia. Berdasarkan data epidemologis, infeksi pneumokokal menyebabkan lebih dari 1 juta kematian anak-anak terutama di negara berkembang.

Pada dasarnya IPD dapat diobati dengan antiobiotik. Akan tetapi pengobatan IPD jadi semakin sulit dengan meningkatnya resistensi bakteri pneumokokus terhadap beberapa jenis antiobiotik, misalnya penisilin. Lagi pula penggunaan antibiotik untuk infeksi telinga dapat mengurangi efektivitas antibiotik itu sendiri selain meningkatkan jumlah carrier terhadap organisma yang resisten di dalam saluran pernapasan.

Itulah sebabnya, pencegahan lebih diperlukan daripada pengobatan. Vaksinasi dipercaya sebagai langkah protektif terbaik mengingat saat ini resistensi kuman pneumokokus terhadap antibiotik semakin meningkat. Karena anak-anak di bawah usia 1 tahun memiliki risiko paling tinggi menderita IPD, maka amat dianjurkan agar pemberian imunisasi dilakukan sedini mungkin. Untungnya, saat ini sudah ditemukan vaksin pneumokokus bagi bayi dan anak di bawah 2 tahun.

Cara bekerjanya, merangsang sistem kekebalan dan menciptakan memori pada sistem kekebalan tubuh. Injeksi vaksin pneumokokus ke dalam tubuh memberikan pengenalan sistem kekebalan tubuh pada 7 jenis/serotipe bakteri pneumokokus yang paling umum menyerang bayi dan anak. Dengan pemberian vaksin, serangan bakteri ini di kemudian hari dapat dicegah. Studi klinis tahun 2003 menunjukkan pengurangan jumlah bayi penderita IPD sebanyak 78% setelah anak divaksinasi saat berusia di bawah 2 tahun. Bahkan FDA (Food and Drug Administration) di AS menyutujui vaksin pneumokokus sebagai satu-satunya vaksin untuk mencegah IPD pada bayi dan anak sekaligus merekomendasikan bayi dan anak di bawah usia 2 tahun untuk mendapat vaksin pneumokokus. Tak heran kalau vaksin ini diwajibkan di Amerika Serikat, Australia dan Eropa, sedangkan di Indonesia baru mulai diperkenalkan pada tahun 2006 ini.

Reaksi terhadap vaksin yang terbanyak dilaporkan adalah demam ringan < 380 Celcius, rewel, mengantuk (drowsy), dan beberapa reaksi ringan lainnya yang biasa ditemui pada pemberian berbagai jenis vaksin. Orangtua dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis anak mengenai jadwal pemberian vaksin pneumokokus baru untuk bayi dan anak di bawah 2 tahun sesuai kondisi kesehatan dan usia anak. Demi mencegah bahaya penyakit ini, setiap anak di bawah usia 2 tahun memang seyogyanya dapat divaksin.

GEJALANYA MIRIP DEMAM

Gejala IPD yang umum diantaranya napas cepat sesak, nyeri dada, menggigil disertai batuk dan demam dengan masa inkubasinya 1-3 hari. Namun gejala yang lebih spesifik bisa ditemui tergantung pada bagian tubuh mana yang diserang.

Otitis media yang berakibat infeksi pada telinga tengah, contohnya, juga memunculkan gejala lain seperti nyeri telinga, demam, rewel, dan gangguan pendengaran yang bersifat sementara. Infeksi telinga tengah cenderung terjadi berulang pada masa bayi dan kanak-kanak. Kalau sudah begini sangat mungkin si anak akan mengalami gangguan pendengaran yang bersifat menetap dan mengalami keterlambatan bicara.

Sayangnya, gejala bakteremia pada bayi kadang sulit diketahui karena awalnya serupa dengan infeksi virus biasa seperti bayi menderita demam tinggi dan terus-menerus rewel, diikuti atau tanpa infeksi saluran pernapasan. Sementara meningitis menunjukkan gejala seperti demam tinggi, nyeri kepala hebat, mual, muntah, diare, leher kaku, dan takut pada cahaya (photophobia). Selain itu bayi juga tampak rewel, lemah dan lesu (letargik), menolak makan dan pada pemeriksaan teraba ubun-ubunnya menonjol, dapat terjadi penurunan kesadaran dan kejang.

Dari ketiga bakteri yang biasa menyebabkan meningitis (Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae type B, dan Neisseria meningitis), Streptococcus pneumoniae merupakan bakteri yang seringkali menyerang anak di bawah 2 tahun. Meningitis karena bakteri pneumokokus ini dapat menyebabkan kematian hanya dalam waktu 48 jam. Bila sembuh pun sering kali meninggalkan kecacatan permanen.

Dikutip dari: www.tabloid-nakita.com

Senin, Februari 18, 2008

Ekspresi Pertamaku

Posted by LoveLy KhaLisa at 04.24 0 comments
Manusia makhluk sosial. Pada bayi, hal ini terlihat jelas lewat ekspresinya.

Bayi mengenal lingkungan lewat kepekaan indra. Penelitian membuktikan, bayi lebih suka mendengar suara manusia, terutama suara ibunya yang sudah dikenal sejak dalam kandungan, dibanding suara-suara lain. Karenanya, orangtua amat dianjurkan untuk sering berbicara kepada bayi. Salah satunya agar kemampuan bersosialisasinya berkembang optimal.

Berikut tahapan kemampuan sosial bayi dari bulan ke bulan dan bagaimana cara menstimulasinya.

* Terkejut dan Menangis
Terkejut dan menangis sebagai reaksi terhadap bunyi keras dan sinar terang dapat ditunjukkan oleh bayi sejak baru lahir. Di usia 1 bulan, ia mulai dapat mengarahkan pandangan pada sumber bunyi dan bahkan mulai menatapnya. Namun, pertama kali mungkin bayi hanya terdiam. Selanjutnya di usia 2 bulan, jika ada bunyi lonceng di dekatnya, ia tidak lagi menunjukkan reaksi mengejapkan mata atau gerakan kaget tetapi menunjukkan sikap mendengarkan.

* Tersenyum
Bayi biasanya mulai tersenyum di usia 2 bulan sebagai jawaban atas kasih sayang terhadapnya. Namun senyum sosial yang merupakan interaksinya dengan manusia lain biasanya baru muncul di usia 3 bulan. Orang lain yang masih asing pun akan diajaknya tersenyum di usia ini. Uniknya, ia tidak mengajak tersenyum benda mati atau sosok yang tidak menyerupai manusia. Menstimulasinya bisa dilakukan dengan sering-sering mengajaknya bicara dan tersenyum.

* Tertawa
Di usia 4 bulan, kemampuan tertawanya muncul. Biasanya kemampuan ini diiringi dengan pekikan untuk menunjukkan kesenangan yang luar biasa saat diajak bermain. Stimulasi yang bisa kita berikan, tertawalah dengan ringan, halus, dan tulus yang dapat membuat bayi gembira sehingga dia akan ikut tertawa.

* Senang bersama
Coba sesekali amati, tak jarang si kecil menangis saat ditinggal sendirian bukan? Ini pertanda bahwa bayi pun sebetulnya lebih senang bersama orang lain. Reaksi sosial ini umumnya akan muncul di usia 3 bulanan. Jadi, amat dianjurkan untuk sering-sering mengajak bayi berkomunikasi dan bermain. Interaksi semacam ini akan sangat membantu mengasah kemampuan sosialnya dalam bentuk ekspresi senyum, tendangan/jejakan kaki, lambaian tangan, dan lainnya. Stimulasi yang dapat diberikan di antaranya memberi perhatian lewat belaian, dekapan, dan tatapan mata penuh kasih sayang yang bisa dilakukan saat memberi ASI, memandikan, dan bermain bersama.

* Berteman
Meski menolak orang asing, bayi bisa-bisanya mulai mengagumi bayi lain dan akan mencoba untuk menyentuhnya. Permainan bersama akan sangat menyenangkannya. Responsnya bisa bermacam-macam, seperti saling menatap, "bercakap-cakap" melambaikan tangan, bertepuk tangan, maupun memberi perintah dengan menunjuk sesuatu. Selain itu, bayi usia 6-7 bulan pun biasanya juga mulai mencoba meremas pakaian dan rambut anak lain, atau bahkan mungkin menjambaknya. Boleh jadi tindakan ini dilakukannya untuk mengungkapkan kegemasannya. Ia juga mencoba meniru kata-kata, isyarat, dan gerakan-gerakan sederhana yang dilakukan orang lain. Stimulasilah si kecil dengan melibatkannya dalam lingkungan yang lebih luas. Misalnya, berkunjung ke tetangga sebelah yang punya bayi seusianya. Latihan semacam ini akan mengasah kemampuannya bersosialisasi.

* Menarik perhatian

Bayi usia 4-5 bulan sudah sering mencoba menarik perhatian, terutama terhadap sesama bayi atau anak lain. Biasanya dia akan melambungkan badan ke atas atau ke bawah, menendang, tertawa, atau memainkan lidah dan ludahnya. Kita bisa menstimulasinya dengan sering mengajaknya bermain bersama-sama anak lainnnya.

- Minta digendong
Di usia 4-5 bulan kemampuan sosialnya semakin meningkat dengan munculnya aneka bentuk interaksi yang lebih luas. Contohnya, bayi akan minta digendong. Bukan hanya pada orangtua atau orang-orang terdekatnya, tapi juga orang-orang yang mencoba mendekatinya. Jangan ditolak, sebab bayi sedang mengembangkan rasa percayanya terhadap lingkungan. Dengan begitu ia tahu kita selalu berusaha memenuhi kebutuhannya sekaligus siap memberinya kenyamanan. Ini amat baik untuk kestabilan emosinya. Yang pasti, lakukan dengan tulus karena bayi bisa menangkap ketulusan hati kita.

* Mengenali suara orang terdekat
Masih di usia 4-5 bulan, bayi sudah dapat mengenali suara orang terdekatnya seperti ibu, ayah, maupun pengasuhnya. Semakin banyak respons yang diberikan berarti semakin giat otaknya bekerja. Ketika dia sudah mengenali suara-suara orang terdekat, cobalah untuk sering menyapanya dengan kalimat-kalimat sederhana. Contohnya, "Halo Sayang, sudah bangun ya?"

* Menunjukkan reaksi berbeda
Cobalah pura-pura marah di depan bayi usia 4-5 bulan. Dia akan menunjukkan reaksi yang berbeda dengan saat kita tersenyum atau berkata riang kepadanya. Ini bisa terjadi karena bayi usia 4-5 bulan mulai mampu "membaca" apakah kita sedang senang, kesal, atau marah. Berbagai intonasi yang menunjukkan kita suka atau tidak suka pada suatu perilaku ada baiknya dikenalkan agar bayi mengenal macam-macam emosi. Tentu saja bukan berarti Anda bebas melampiaskan kekesalan di hadapan si kecil, karena itu akan membuatnya merasa tidak nyaman.

* Malu atau takut pada orang asing
Bayi usia 6-7 bulan sudah bisa menunjukkan rasa malu. Misal, ketika orang yang dianggapnya asing ingin menggendongnya, bayi umumnya akan "mengerut" lantaran malu. Sikap ini sangat wajar, tetapi orangtua perlu memberi penjelasan bahwa si orang asing ingin berkenalan dengannya dan ia tak perlu bersikap malu. Memang, bayi tidak akan langsung mengubah sikapnya, tapi setidaknya orangtua sudah menjelaskan apa yang perlu dia lakukan.

* Meniru perilaku bayi lain

Meniru perilaku bayi lain umumnya dilakukan bayi usia 9-13 bulan. Contohnya, ketika ada bayi lain menangis, si kecil akan ikut-ikutan menangis meski tak ada alasan/penyebabnya. Begitu juga bila bayi lain menjerit, si kecil akan ikut menjerit tak kalah nyaring. Stimulasi yang dapat diberikan, cobalah sering-sering mengajak bayi bermain dengan teman sebayanya. Lewat bermain bersama dia akan belajar bersosialisasi yang amat penting bagi pertumbuhan emosinya.

* Ekspresikan perasaan
Jangan salah, bayi ternyata sudah dapat mengungkapkan perasaannya di usia 12 bulan. Tak heran bila dia akan spontan melambaikan tangan dan mengucapkan "da-da" ketika kita pergi. Bayi juga bisa teriak gembira/menjerit kegirangan saat kita mencium atau memeluknya. Sebaliknya, ia juga dapat mengekspresikan kemarahannya dengan melempar benda yang ada di tangannya saat kita melarang.

Melatihnya, stimulasilah dia dengan memanfaatkan berbagai situasi dan kondisi guna memancingnya agar bisa mengekspresikan gejolak emosinya. Misalnya, lambaikan tangan saat akan berangkat kerja, pekikkan kata "hore" kala kita sedemikian gembira, atau tunjukkan kekesalan yang wajar begitu kita melihatnya menyentuh benda-benda berbahaya.

Dikutip dari: www.tabloid-nakita.com

Sabtu, Februari 16, 2008

Meninabobokkan Bayi

Posted by LoveLy KhaLisa at 04.39 0 comments

Salah satu yang terberat bagi orangtua dengan anak pertama adalah mendengar tangis bayi yang tidak mau tidur, terutama pada pukul 3 pagi dan Anda sendiri pun kurang tidur. Ada banyak alasan kenapa bayi tidak mau tidur dan terserah kepada orangtua untuk menduganya. Berikut ini beberapa nasihat Tresillian Family Care Centre. Badan ini memberi penyuluhan bagi orangtua, termasuk kursus kelompok yang mengajar orangtua dan kakek nenek untuk meninabobokkan bayi.

Kalau bayi tetap menangis sesudah dibaringkan agar tidur bagaimana?
Ingatlah, bayi takkan menutup mata dengan sendirinya dan terlena tidur setelah ditaruh di dalam palungannya, ada yang sampai 30 menit baru tidur. Sebaiknya ditaruh ke ranjangnya waktu masih terjaga - bayi yang tertidur dalam dekapan orangtuanya selama disusui lalu terbangun dalam palungan bingung dia berada dimana dan tidak bisa kembali tidur. Alasan jelas kenapa bayi rewel diantaranya adalah popok basah, lapar atau mengandung angin. Kemungkinan lain mencakup kehausan - cuaca panas, pakaian tebal atau bahkan menangis pun menjadikan bayi haus, jadi sedikit air didih yang telah mendingin bisa membantu. Banyak bayi tidur enak jika dibedung - yang menjadikannya merasa aman. Bedunglah dengan kain katun tipis ketimbang selendang berbulu bila hawanya panas. Guna mengurangi bahaya Kematian Bayi Mendadak, senantiasa tidurkanlah telentang dan jangan sampai kepalanya tertutup selimut atau seprei.

Membantu bayi terlena tidur.
Coba digoyang-goyang, dimainkan musik lembut, atau diberi pijatan atau mandi santai. memijat dapat dilakukan di dalam kamar tenang hangat dengan minyak hangat. Minyak zaitun, kenari atau aprikot lebih baik daripada minyak bayi. Mandi santai termasuk menelungkupkan di air hangat yang suhunya dicoba dulu, berhati-hati menopang kepalanya dengan tangan agar ada di luar air beberapa menit dan diajak berbicara pelan. Jangan ditinggalkan sendiri di dalam air. Bisa juga diajak berjalan-jalan naik kereta atau mobil jika Anda tidak terlalu capai.

Kalau tiada suatu pun yang bisa membantu?
Tangis bayi adalah satu-satunya cara bertukar, jika kewalahan dan marah, hindarilah kebisingan dan Taruhlah bayinya di tempat aman. Hal terakhir adalah minta bantuan orang terdekat yang terpercaya di sekitar Anda untuk membantu menidurkan bayi Anda.


Dikutip dari: www.health.nsw.gov.au

Kamis, Februari 14, 2008

Si Empeng Yang Kontroversial

Posted by LoveLy KhaLisa at 06.37 0 comments


Empeng alias pacifier alias binky ini ternyata menimbulkan kontroversi yang cukup ‘seru’ di kalangan orangtua (apalagi orangtua baru !). Mungkin Anda termasuk orangtua yang ’anti’, karena pernah mendengar atau membaca pengaruh buruk penggunaan empeng terhadap kesehatan maupun kebiasaan anak. Rekomendasi WHO dalam 10 Langkah Sukses Menyusui, juga ’melarang’ pemakaian empeng atau dot pada bayi-bayi ASI.

Tapi tahukah Anda, tidak selamanya si binky ini buruk. Dia juga ada manfaatnya lho, asalkan digunakan pada saat-saat ia benar-benar dibutuhkan (key times), selalu dijaga kebersihannya, dan orangtua tahu kapan menghentikannya sebelum mengempeng menjadi kebiasaan buruk si kecil. Semoga informasi berikut ini dapat menambah wawasan Anda tentang pemakaian empeng.

Bayi tak butuh empeng (pacifier)
Faktanya: Bayi, terutama yang baru lahir, sering perlu ditenangkan. Terutama ketika mereka merasa lelah, bosan atau karena merasa belum nyaman dengan “dunia barunya”. Semua bayi, bahkan yang baru lahir, punya kebutuhan untuk mengempeng. Sebenarnya, sejak masih di dalam rahim pun janin sudah mengempeng jempolnya sendiri. Mengempeng memberikan efek menenangkan pada bayi sehingga ia dapat membuat dirinya sendiri merasa nyaman. Jika Anda sudah melakukan berbagai cara untuk menenangkan bayi Anda, - menyusui, mengayun-ayun, menggendong, menyanyikan lagu untuknya- tapi tidak berhasil juga, maka memberi empeng sebagai upaya terakhir untuk menenangkan si kecil, juga tidak ada salahnya.

Empeng (pacifier) dapat menyebabkan bayi mengalami bingung puting dan mengganggu kelancaran proses menyusui.
Faktanya: Ada benarnya. Namun, kedua hal itu dapat dihindari kalau empeng digunakan secara bijak. Sesungguhnya, bayi jauh lebih pintar dari yang Anda kira, lho!, dan tentu saja mereka tahu benar perbedaan antara puting ibu dengan empeng. Ketika tiba waktunya untuk menyusu, ibunya lah yang ia inginkan. Meski demikian, jangan kenalkan empeng sebelum bayi Anda memiliki pola menyusu yang stabil, yang biasanya dicapai setelah usia 1 bulan. Tujuannya, agar bayi Anda terlebih dulu ‘menguasai’ teknik menyusu. Jangan pula berikan empeng untuk menunda waktu menyusui. Sebelum memberikan empeng, pastikan bahwa bayi Anda tidak sedang lapar. Kalau bayi Anda lapar, segera susui dia. Kalau Anda selalu terburu-buru menjejalkan empeng ketimbang menawarkan ASI terlebih dulu setiap kali si kecil rewel, Anda jadi jarang menyusuinya. Akibatnya, produktivitas ASI Anda akan terganggu karena ASI itu diproduksi atas dasar supply on demand. Sebenarnya, penggunaan empeng secara bijak malah membantu untuk meningkatkan kualitas menyusui. Mengapa demikian? Karena, jika empeng dapat menenangkan bayi maka ibu dapat menikmati beberapa jam tidur yang tak terganggu. Dengan istirahat yang cukup, tubuh dan pikiran ibu akan lebih segar. Keduanya merupakan modal untuk meningkatkan produksi ASI.

Penggunaan empeng dapat merusak struktur gigi-geligi anak
Faktanya: Tergantung dari frekuensi, intensitas dan lamanya anak menggunakan empeng. Jika bayi Anda hanya sesekali mengempeng dan hanya sampai ia berumur 1 tahun, maka Anda tidak perlu khawatir dengan perkembangan giginya. Tapi jika anak Anda adalah “pengempeng” aktif dan meskipun umurnya sudah lebih dari 1 tahun ia masih tidak bisa lepas dari si binky, sebaiknya Anda segera berusaha untuk ‘menyapih’ si kecil dari empengnya. Karena hal tersebut dapat membuat gigi-geliginya tumbuh tidak sebagaimana mestinya, misalnya gigi menjadi agak maju (tonggos). Meskipun itu masih gigi susu, tetapi perkembangannya juga menentukan pertumbuhan dan letak susunan gigi permanennya nanti.

Susah sekali melepaskan si kecil dari empengnya
Faktanya: Kebanyakan bayi akan mengurangi sendiri ketergantungannya pada empeng di kisaran umur 6 – 9 bulan, ketika ia mulai merangkak dan menjadi lebih tertarik pada hal-hal lain. Saat bayi Anda menunjukkan tanda-tanda tidak atau kurang tertarik pada empengnya, jangan sodorkan empeng lagi. Mungkin akan lebih sulit melepaskan empeng pada saat bayi akan tidur malam. Tapi sebaiknya begitu umur 2 tahun, anak sudah benar-benar lepas dari empengnya. Usahakan untuk mulai menyapih (dari empeng) sebelum anak/bayi berusia 1 tahun. Mungkin orangtua tidak ’tega’, tapi perlu diketahui, proses penyapihan empeng ini jauh lebih mudah dilakukan di usia 1 tahun daripada ketika anak sudah lebih besar (2-3 tahun).

Sekali bayi mengempeng, ia akan tergantung pada benda tersebut untuk bisa tidur.
Faktanya: Ada benarnya, meski hal itu tidak selamanya buruk. Jika empeng dapat membuat bayi Anda cepat tidur dan membantunya membangun rutinitas tidur, tentu hal ini baik bagi Anda dan si kecil. Meski begitu, Anda juga harus mengajarkannya untuk tidak memakai empeng sepanjang malam. Bila bayi Anda sudah pulas dan si empeng terlepas, jangan masukkan kembali empeng tersebut ke mulutnya. Kalau ia terbangun, jangan buru-buru memasukkan kembali si binky, coba gunakan ’jurus-jurus’ lainnya terlebih dulu untuk menidurkan si kecil kembali. Pelan-pelan cobalah untuk menciptakan ritual sebelum tidur lainnya, untuk mengalihkan perhatian bayi/anak dari empeng. Membaca buku cerita bersama, misalnya.

Penggunaan pacifier dapat mengurangi resiko sindroma bayi meninggal mendadak (SIDS)
Faktanya: Benar, meskipun tidak berarti mutlak dapat mencegah SIDS. Menurut hasil penelitian (yang dilakukan oleh Fern R. Hauck, M.D., seorang associate professor di bidang pengobatan keluarga di University of Virginia Health System di Charlottesville), bayi-bayi yang menggunakan pacifier ketika tidur ternyata memiliki penurunan resiko mengalami SIDS sebanyak 3 kali dibandingkan mereka yang tidak menggunakan empeng. Karena mulutnya mengempeng, otomatis posisi muka bayi ketika tidur selalu menghadap ke atas (tidak tengkurap), sehingga pernafasannya lebih lancar.

Penggunaan empeng dapat menyebabkan bayi atau batita terkena infeksi telinga.
Faktanya: Benar. Aktivitas menyedot yang terjadi ketika bayi mengempeng dapat “menarik” cairan dari kerongkongan ke saluran tengah telinganya. Hal ini menyebabkan telinga si kecil lebih mudah terinfeksi bakteri. Teori yang lainnya adalah bayi-bayi bisa sakit akibat terpapar kuman-kuman yang mungkin ada pada empeng dotnya. Karenanya, bersihkan dan sterilkan empeng setiap hari dan jangan biarkan bayi maupun anak Anda yang lain bermain-main dengan empeng tersebut. Sangat dianjurkan, di usia 2 tahun batita Anda sudah bebas dari empeng.

Penggunaan empeng dapat mengganggu/menghalangi perkembangan kemampuan verbal anak (speech problems).
Faktanya : Benar, jika intensitas & frekuensi mengempeng bayi/anak tinggi. Mengempeng membuat bayi/anak merasa tenang, sehingga ia lebih senang ’mengenyot’ daripada ’mengoceh’. Padahal dengan mengoceh, bayi belajar berbicara. Kebiasaan mengempeng pada anak batita, membuat anak ’malas’ berceloteh. Padahal dengan banyak bicara/berceloteh, anak belajar untuk mengembangkan kemampuan berbahasanya. Oleh karena itu, jangan berikan empeng pada saat bayi terjaga. Dorong bayi Anda untuk mengeksplorasi lingkungan sekelilingnya, ketika ia sedang terjaga.

(Dikutip dari www.ibudananak.com}

Rabu, Februari 13, 2008

Memilih Kereta Bayi yang Aman

Posted by LoveLy KhaLisa at 06.03 0 comments

Memilih Kereta Bayi yang Aman

Anton, pekerja swasta, sama sekali tak menyangka kereta bayi yang dibelinya sebulan lalu menjadi 'bencana' bagi keluarganya. Tadinya, ia membeli kereta itu sebagai kejutan buat Sita, istrinya, yang mulai kerepotan menggendong Bayu, sulungnya. Namun justru kereta itulah yang membuat Bayu harus menginap di rumah sakit hampir seminggu lamanya.

Bayu jatuh dari kereta, begitu ringkasnya. Saat Sita beringsut untuk menyiapkan susu, keretanya sekonyong-konyong meluncur. Barangkali karena gerakan Bayu yang meronta kehausan membuat roda kereta bergeser. Kereta pun meninggalkan ruang keluarga, terjerembab ke lantai teras yang lebih rendah 15 cm dari ruang tempat Sita meninggalkan buah hatinya.

Anton termasuk beruntung, karena anaknya tidak menderita cidera serius, setelah seminggu dirawat di RS. Di Amerika Serikat -- berdasar laporan US Consumer Product Safety Commission (CPSC) -- 12 anak tidak tertolong jiwanya setelah mengalami kejadian persis seperti yang menimpa Bayu. Mengutip data tahun 1999, terjadi 12.600 kasus kecelakaan kereta bayi di sana.

Keamanan menjadi pertimbangan utama
Aman menjadi penekan dalam artikel ini. Hal terpenting ini sering terlewat dalam catatan konsumen saat hendak membeli stroller alias kereta bayi. Padahal, alat yang mestinya memudahkan kita dalam mengasuh sang buah hati tersebut, malah bisa berubah menjadi 'musuh' yang dapat mencelakakannya.

Di Indonesia, memang belum ada angka pasti kejadian kecelakaan akibat kereta bayi yang selip. Di AS, kali ini berdasar data Memorial Hospital and Northwestern University School of Medicine di Chicago, sepanjang tahun 1994-1998 di Ruang Gawat Darurat mereka menangani 64.373 kasus kecelakaan kereta bayi. Sebagian besar, atau 76 persen adalah kasus jatuh dari kereta dan 11 persen karena ketera terbalik.

Pilihan kereta bayi saat ini memang beragam, baik bentuk, warna, maupun fitur-fitur yang dimilikinya. Namun mandat yang utama, tetap keamanan yang terpenting. Di banyak negara maju, terdapat lembaga yang khusus mengawasi barang-barang di pasaran termasuk kereta bayi. Lembaga ini akan merekomendasikan suatu barang ditarik dari peredaran bila dianggap tidak aman, bahkan sebelum jatuh korban.
Di negara kita, mekanisme seperti ini hampir tidak ada. Karenanya tak ada salahnya kita sebagai konsumen yang harus 'memasang' sendiri mekanisme itu.

Bagaimana memilih kereta bayi yang aman? Sandy Jones, penulis buku Guide to Baby Products menyebutkan beberapa kriteria. Namun pada intinya ia menekankan produk yang aman itu tak harus mahal. Asal jeli dalam memilih, dengan harga ringan produk yang aman pun bisa diboyong ke rumah Anda.

Pertama, ia menyarankan untuk memilih produk yang memiliki sabuk pengaman dari bahan yang cukup kokoh, misalnya nilon. Kaitannya juga harus kuat, untuk mencegah bayi merosot ke bawah. Saat membeli, cobalah untuk mengait-lepaskan kaitan itu. Yakinkan mata kait (buckle) mengait sempurna dan kuat, serta mudah dioperasikan. ''Namun tidak gampang dilepaskan oleh tangan usil anak kita,'' ujarnya.

Kedua, perhatikan brake-nya (pengerem). Kereta bayi yang baik mempunyai pengerem yang sempurna, yang akan mengunci roda saat kita ingin berhenti atau meninggalkan sejenak (barangkali ini yang tidak dimiliki kereta bayi Anton, Red). Untuk jogging stroller, maka harus dilengkapi rem kunci yang modelnya seperti rem pada sepeda. Letaknya tak jauh dari pegangan agar gampang dioperasikan.

Hindari kereta yang pengeremnya menggunakan papan besi yang pengoperasiannya dengan menekan langsung ke roda. Rem model ini tidak aman, karena bisa lepas sewaktu-waktu ketika stroller didorong atau ditarik. Kita bisa memilih model ini asal pengoperasiannya bisa dilakukan dengan kaki.

Ketiga, lihatlah rodanya. Kereta bayi yang baik mempunyai roda yang ketinggiannya sama saat bayi berada di atasnya, tidak ada yang lebih panjang atau pendek. Roda yang bisa dipompa atau roda 'mati' berisi busa padat adalah pilihan yang paling tepat.

Keempat, lihatlah apakah kereta itu memiliki leg holes alias pemisah kaki di bagian depannya. Kereta dengan fitur ini akan menahan bayi tetap di tempatnya saat -- meski tidak kita kehendaki -- tubuhnya melorot. Saat ini, hampir semua kereta bayi di pasaran dilengkapi fitur ini. ''Anda tinggal pilih mau yang bisa dibongkar pasang atau yang permanen,'' ujar Jones.

Tes yang dilakukan Consumer Reports menunjukkan harga tak selalu berjalan seiring dengan kualitasnya. Banyak produk berharga murah justru lulus uji, dan sebaliknya, yang harganya mahal dengan banyak keunggulan -- seperti mempunyai 'atap' yang tahan ultraviolet -- justru malah tak aman konstruksinya.

Kombinasi yang paling utama, begitu saran Consumer Report adalah dengan memadukan antara gaya hidup dan kebutuhan serta keamanan. Berkereta bayi memang gaya, tapi apakah kita dan anak kita membutuhkannya? Jika ya, apakah produk yang akan kita beli sudah memenuhi standar keamanan? Jika sudah (aman), dengan pertimbangan tak semua yang mahal aman, mari kita berangkat ke kasir dan 'menutup mata' tentang harga! tri/babystoday/consumerreport.


Dikutip dari: www.republika.co.id

Minggu, Februari 10, 2008

Cukur Rambut Bayi? Perlu gak ya?...

Posted by LoveLy KhaLisa at 01.35 0 comments
Ada sebuah kebudayaan dan kebiasaan di Indonesia untuk mencukur rambut bayi setelah ia lahir. Perlu gak sih sebenarnya mencukur rambut bayi? Soalnya banyak juga Mom’s yang merasa menyesal setelah mencukur rambut bayinya. Ada yang bilang pertumbuhan rambutnya menjadi lambat, ada juga yang bilang, dengan tidak mencukur rambutnya, rambut bayi akan tumbuh lebih lebat dan tebal.

Apa saja sih manfaat dari mencukur rambut bayi?

Ketika lahir, kulit kepala bayi masih membawa lemak dari rahim ibu dan hanya dapat dibersihkan dengan cara mencukur rambut nya. Selain membuat si kecil merasa lebih sejuk, dengan dicukur jika sewaktu waktu bayi mengalami gangguan kulit kepala, dokter akan lebih mudah memeriksanya.

Gimana sih cara mencukur rambut bayi?
Untuk yang satu ini Mom’s jangan segan segan deh minta tolong orangtua, mertua atau siapapun yang biasa melakukannya jika mom’s tidak sanggup melakukannya sendiri.

Yang harus disiapkan :
  • Baskom berisi air hangat.

  • Gunting rambut.

  • Pisau cukur yang masih baru.

  • Cairan antiseptic.

  • Cotton bud.

  • Handuk 2 buah.


Persiapan sebelum mencukur:
Bersihkan rambut bayi dengan shampoo untuk menghindari ternjadinya infeksi jika terdapat luka. Gendong bayi anda dan posisikan kepalanya di siku agar tidak ada bagian kepala yang terhalangi saat mencukur. Usahakan senyaman mungkin untuk anda dan bayi. Jangan sampai si kecil merasa kepanasan atau terganggu karena bising.

Saat mencukur :
  • Basahi rambut bayi dengan air yang berasal dari baskom air hangat. Cukup dengan menggunakan kain kasa atau kapas, dan tidak usah terlalu basah ya moms yang penting rambutnya dalam keadaan lembab.

  • Gunting rambut si kecil sampai rambutnya menjadi sangat pendek, agar memudahkan moms untuk mencukur kepalanya.

  • Rengangkan lipatan kulit kepala bayi anda dengan jari telunjut dan jari tengah lalu barulah cukur rambut bayi secara perlahan dan bersihkan pisau yang digunakan untuk mencukur tadi dengan air hangat dalam baskom.

  • Bila terjadi luka cukup, keringkan kepala bayi lalu baru berikan cairan antiseptic dng cotton buds.

Sabtu, Februari 09, 2008

Bepergian Bersama Bayi Baru Lahir - Usia 8 Bulan

Posted by LoveLy KhaLisa at 06.16 0 comments

MEMBAWA BAYI BEPERGIAN
(travelling with a baby – translated by Sylvia R.)

(sumber asli: www.babycentre.co.uk/refcap/7157.html)

Secara realistis, Anda mungkin tidak ingin pergi ke mana pun dengan bayi Anda yang baru lahir kecuali di rumah. Ia membutuhkan perhatian dan makanan yang hampir tiada henti, selain itu Anda mungkin juga begitu kelelahan! Tetapi di usia 3 bulan ke atas, bayi dapat bepergian dengan nyaman. Mereka tidak serapuh yang disangka para orang tua dan bayi Anda kurang menganggap bepergian sebagai gangguan dibandingkan jika mereka lebih besar kelak.

Tips kesehatan dan keselamatan:

Jika Anda menggunakan pesawat terbang, beri makan/susui bayi Anda saat tinggal landas dan saat hendak mendarat untuk mengurangi sakit telinganya.

Bawa krim untuk ruam popok, tas untuk popok kotor, popok bersih yang cukup untuk sepanjang perjalanan, dan parasetamol khusus untuk bayi untuk mengurangi nyeri dan demam. Anda mungkin perlu juga membawa pencegah kolik, tetes hidung dan jel tumbuh gigi jika bayi Anda sedang dalam masa tumbuh gigi.

Bawa topi dan krem pelindung matahari (dengan sun protection factor 20 atau lebih tinggi) untuk bayi Anda. Bayi usia di bawah 6 bulan seharusnya terhindar dari sinar matahari, dan bayi di usia antara 6 bulan – 1 tahun seharusnya tidak langsung tertimpa sinar matahari yang terik, terutama di antara jam 11 – 3 siang di hari yang panas.

Bawa pelindung kaca jendela yang bisa dilepas-pasang untuk melindungi kulit dan mata bayi Anda dari matahari.

Jika bepergian menggunakan mobil, bayi harus menggunakan car seat yang diletakkan di kursi belakang kemudi dan menghadap belakang. Jangan pernah menempatkan car seat bayi di bagian depan yang ada kantung udaranya. Pastikan bahwa car seat bayi Anda terpasang sempurna dan tali pengaman pun terpasang dengan benar. Dan membuat bayi Anda berada di dalamnya dengan nyaman dan pas.

Makanan dan kenyamanan


Jika Anda bukan ibu menyusui, jangan lupa membawa susu formula dan botol berisi air matang yang didinginkan. Anda dapat menaruh susu formula bubuk di kontainer khusus yang bisa dibeli di hampir semua apotik. Anda dapat juga membawa makanan bayi lainnya, tetapi kecuali tempat tujuan Anda begitu eksotik, makanan bayi seharusnya tersedia pula di hampir semua tempat liburan.

Bawa juga celemek makan plastik untuk bayi Anda. Jenis celemek ini menguntungkan untuk makanan yang meninggalkan noda dan mencegah Anda mengganti celemek makan beberapa kali dalam sehari.

Bawa selimut bayi supaya Anda dapat berhenti dan memarkir mobil dan memberi kesempatan bayi Anda untuk beristirahat atau tidur sejenak.

Jika memang di tempat tujuan Anda tidak disediakan khusus tempat tidur bayi atau Anda kehabisan peralatan ini saat Anda tiba, sebagai alternatif bawa saja tempat tidur bayi Anda sendiri.


Bermain dengan bayi Anda


Bawalah tas khusus yang berisi semua mainan favorit bayi Anda juga beberapa mainan yang baru, seperti benda-benda yang bersinar, cermin, mainan yang mengeluarkan musik,
boneka binatang, kunci-kunci plastik atau mainan untuk anak yang sedang tumbuh gigi.


Perlengkapan lain


Alat untuk menggendong bayi Anda diperlukan untuk memperlancar perjalanan Anda. Sebagai pengganti kereta dorong bayi yang besar, sebaiknya gunakan buggy ringan yang
dapat dilipat dan disimpan dengan efisien, khusus untuk bayi yang sudah dapat duduk.
Untuk bayi yang lebih kecil ransel gendongan mungkin berguna. Topi lebar bayi juga
harus dibawa jika Anda bepergian ke tempat yang panas cuacanya.

PERLENGKAPAN BAYI

Bayi cenderung dapat menghabiskan waktunya dengan tidur di sepanjang perjalanan. Walaupun demikian, mereka butuh sejumlah perlengkapan untuk menolong mereka tetap
nyaman dan gembira. Beberapa item yang harus dibawa serta, antara lain:

- Popok

- Satu untuk setiap jam saat Anda transit, dan popok tambahan untuk keadaan
darurat atau tertundanya keberangkatan.

- Selimut bayi

- Minimal bawa 1 buah pelindung, penghangat, dan menyamankan

- Tas Plastik

- Bawa beberapa buah ukuran medium untuk menaruh popok kotor dan untuk
pakaian atau celemek makan yang kotor

- Krim untuk ruam popok

- Tissue bayi

- Perlengkapan mandi dan minyak wangi bayi

- Tissue kering

- Dot

- Pakaian

- Satu atau dua pasang perhari. Bawa juga alas dari bahan katun

- Celemek makan yang dapat dicuci

- Botol-botol susu

- Topi lebar dan krim pelindung matahari (yang mengandung sun protection
factor 20)

- Makanan, susu formula, air dan/atau jus

- Bawa lebih banyak untuk persediaan, Anda tidak pernah tahu dengan adanya
keterlambatan di perjalanan. Jangan lupa pula mangkuk bubur/biskuit

- Pompa susu

- Untuk memompa ASI, jika harus

- Alas pengganti popok

- Gendongan bayi

- Studi menunjukkan bahwa bayi yang digendong menggunakan gendongan atau di
dalam pelukan orang tuanya lebih jarang menangis dibanding bayi yang tidak digendong.

- Tempat tidur bayi

- Kecuali jika ada alat ini di tempat tujuan Anda atau bayi tidur bersama
Anda.

- Car seat untuk keamanan bepergian menggunakan mobil, pesawat terbang,
kereta atau bis.

- Buggy yang bisa dilipat untuk bayi usia 6 bulan ke atas.



TIPS:

· Mulai dengan menyiapkan perlengkapan beberapa minggu sebelum Anda bepergian.
Gunakan daftar barang yang harus dibawa, atau taruh benda-benda yang akan dibawa di
atas laci atau meja saat Anda teringat akan benda tsb.

· Gunakan tas bayi yang tahan air dan menggunakan tali di bahu.

· Bawa kaus atau atasan ekstra untuk Anda jika ketumpahan makanan dll.

· Cegah kebocoran sebaik mungkin saat membungkus obat-obatan atau
perlengkapan mandi dalam tas plastik yang bisa ditutup rapat

· Bawa alas ganti popok

· Bawa makanan ringan pemberi energi untuk Anda sendiri

· Bawa kamera dan banyak persediaan film

· Bawa penerangan khusus yang jika sedang Anda gunakan tidak mengganggu bayi
Anda


PERLENGKAPAN FIRST AID

Item Esensial:

- Obat sesuai resep dokter

Jika anak Anda harus makan obat teratur sesuai resep dokter, jangan lupa untuk membeli
persediaan jika Anda akan liburan. Jika Anda menggunakan pesawat terbang, taruhlah
obat-obatan ini dalam tas yang Anda bawa ke dalam pesawat.

- Termometer

Bawalah termometer digital yang hasil pengukurannya jauh lebih akurat

- Parasetamol untuk bayi

Untuk menurunkan demam dan menghilangkan nyeri. Bawa juga jarum suntik yang didapat
dari apotik jika perlu.

- Minyak atau cairan antiseptik dan plester

Untuk pertolongan pertama bagi kulit teriris agar tidak terinfeksi

- Penjepit atau pinset

Untuk mengeluarkan serpihan kaca

- Minyak telon

Untuk mengobati sakit akibat gigitan serangga

- Bubuk Rehidrasi

Vital untuk mencegah dehidrasi akibat diare dan/atau muntah



Item Pilihan:

- Kantung kompres dingin

Untuk mengurangi bengkak akibat terbentur, gigiran serangga atau luka bakar ringan

- Petunjuk First Aid khusus untuk anak-anak

Kamis, Februari 07, 2008

Bersahabat dengan Sinar Matahari

Posted by LoveLy KhaLisa at 16.15 0 comments


TERIK sinar matahari tidak selalu berdampak negatif. Paparannya di pagi hari memiliki manfaat bagi kesehatan tulang karena menjadi sumber vitamin D.

Sinar matahari merupakan modal kehidupan bagi manusia. Hampir semua makhluk hidup membutuhkan sinar matahari. Kebiasaan berjemur di bawah matahari sangat bagus untuk kesehatan tulang. Namun,sinar matahari seperti apa yang bagus? Memang tidak setiap waktu saat matahari bersinar bagus bagi kesehatan.

Paparan sinar matahari yang baik adalah sinar matahari pagi hari, sebelum pukul 08.00. Pada jam tersebut, matahari akan memberikan sinar yang bermanfaat bagi tubuh. Pancarannya mampu mensintesis menjadi vitamin D, dan bermanfaat untuk kesehatan tulang dan pembentukan kalsium.

Akan tetapi, berjemur di atas pukul 09.00, sinar matahari justru berbahaya bagi kulit. Hal ini dikarenakan ketiga jenis sinar ultraviolet yaitu A, B, dan C yang terdapat dalam sinar matahari akan membahayakan kesehatan kulit. Sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet (UV) A dan B dapat merusak membran sel sehingga mengakibatkan kulit merah dan terbakar, serta merusak sel-sel kulit. Akibatnya, mekanisme regenerasi sel-sel akan rusak.

'''Sinar ultraviolet akan merusak sel-sel kulit yang menyebabkan radikal bebas. Adapun radikal bebas ini mampu memengaruhi DNA di bawah kulit. Kondisi inilah yang akan membahayakan bagi kulit,'' ujar dokter kulit RS Marinir Cilandak dr Abdul Gayam SpKK. Dia mengungkapkan, yang berbahaya adalah bila kulit terpapar sinar matahari cukup lama dan dalam intensitas yang cukup tinggi.

Di sinilah fungsi melanin sebagai pertahanan agar kulit tidak rusak. Melanin merupakan suatu nama zat pada kulit yang berfungsi memberikan pertahanan pertama terhadap sinar matahari. Melanin mampu menyerap sinar ultraviolet yang berbahaya dan menimbulkan kerusakan pada kulit. Warna kulit cokelat itu justru karena punya kandungan pigmen sebagai pelindung dalam jumlah yang besar. Oleh sebab itu, banyak ditemui orang kulit putih yang melakukan kebiasaan berjemur.

Berjemur dalam waktu yang lama membuat kulit berwarna kecokelatan. Untuk merespons sinar matahari yang berlebihan itu, maka otomatis melanin pun akan meningkat. ''Namun, jika kulit terlalu sering mendapat paparan sinar matahari dalam jumlah banyak, akan mempercepat proses premature skin aging (penuaan kulit dini). Di samping pengaruh faktor lain seperti polusi dan asap rokok,'' kata dr Abdul.


Sumber :
http://www.seputar-indonesia.com/edi...atahari-3.html
__________________

Selasa, Februari 05, 2008

Anak Cerdas? IQ Ternyata Bukan Segalanya

Posted by LoveLy KhaLisa at 21.05 0 comments
Bagaimana sih sebetulnya yang dimaksud dengan anak cerdas? Tentu jawabannya beragam. Yang jelas, kecerdasan meliputi banyak aspek, dari bahasa hingga emosi.

Alkisah, ada empat anak yang kesemuanya bernama Rudi. Rudi pertama, hobi membuat kapal-kapalan. Ia juga sangat suka pelajaran matematika. Rudi yang kedua sangat suka olah raga. Rudi yang ketiga, lain lagi. Ia punya hobi bermain dengan gunting. Hampir semua benda yang ada di depannya ia gunting. Sementara Rudi keempat sangat suka bermain masak-masakan. Nah, di antara ke-4 Rudi itu, mana yang paling cerdas?

Ternyata, sebagian besar orang menjawab bahwa Rudi nomor satulah yang paling pandai.
Analogi ini disampaikan oleh Dr. Seto Mulyadi, Psi.Msi., psikolog anak yang akrab dipanggil Kak Seto dalam seminar bertema Mencetak Anak Sehat, Cerdas dan Kreatif yang diadakan Tabloid Nakita beberapa waktu lalu, untuk menunjukkan betapa budaya masyarakat kita cenderung masih menganggap anak cerdas adalah anak yang jago matematika atau hitung-hitungan. Padahal, tentu tidak selalu.

Kecerdasan sangat beragam. Ada anak yang cerdas dalam hal berbahasa, ada juga yang jago hitung-hitungan seperti Rudi pertama tadi, ada pula yang jago menggambar, bermain musik, dan sebagainya. "Perkembangan masing-masing anak tidak sama. Bisa jadi, ada anak yang cerdas kata, tapi lamban dalam hal menggambar," ujar Kak Seto.
Lantas, bagaimana cara mengembangkan kecerdasan dan kreativitas anak? Untuk mengukur tingkat kecerdasan anak, bisa dengan melakukan tes IQ. Namun, IQ bukanlah segala-galanya.

Kecerdasan anak bisa dioptimalkan melalui beberapa hal, antara lain:
1. Pengembangan bahasa
Yang terpenting, sering-seringlah mengajak berdialog, bahkan saat anak masih bayi. Lalu, jika anak sudah mulai masuk TK, beri ia kesempatan untuk mengemukakan pendapat. "Pancing dengan pertanyaan, apakah ia senang di sekolah, bukan menanyakan dapat nilai berapa," jelasnya.
2. Kemampuan dasar matematika
Dapat dikembangkan dengan mengenalkan konsep matematika sederhana. Misalnya, menghitung jumlah anak tangga atau tinggi dan berat badan anak.
3. Kebutuhan ilmiah
Tak ada salahnya mengajak anak mengamati pertumbuhan kecambah, proses telur yang menetas, memperhatikan pesawat udara tinggal landas, dan sebagainya.
4. Suka mempelajari sesuatu yang baru
Orang tua bisa memberi rangsangan dengan bermain logico. Permainan ini juga bisa memicu interaksi antara anak dan orang tua.

Nah, jika Anda sebagai orang tua bisa memberi dorongan dan motivasi, jangan heran jika anak 'ngotot' menghabiskan waktu berjam-jam bermain dan belajar bersama Anda. Waktu masih kecil, semua pertanyaan Steven Spielberg selalu dilayani oleh orang tuanya. Dan cara ini ternyata berhasil mencetak seorang sutradara film handal.

MASA KEEMASAN
Otak bayi berkembang pesat menginjak trimester kedua, dan ini akan berlangsung hingga usia 18 bulan. Setelah itu, perkembangannya akan mulai melandai. Oleh karena itu, usia di bawah 2 tahun biasa disebut sebagai masa keemasan (Golden Age). "Jika pada masa ini bayi kurang mendapat gizi, bisa terjadi gangguan-gangguan yang akan berpengaruh pada aspek kognitifnya," ujar Prof. Dr. Ali Khomsan, Ms., Guru Besar Ilmu Pangan dan Gizi, Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga IPB, dalam seminar yang sama.

Oleh sebab itu, seorang ibu harus memahami pentingnya gizi bagi anak. Ketika bayi baru lahir, jumlah sel otaknya sudah mencapai 66 persen dan beratnya 27 persen dari berat maksimal. Kemudian, sel-sel otak akan tumbuh sampai 90 persen dari berat maksimal. Jika berat otak dewasa rata-rata 1400 gram, maka di usia 2 tahun, berat otak anak sudah mencapai 1200 gram. "Artinya, usia ini memang masa perkembangan otak yang sangat cepat."

Ali Khomsan menyarankan agar di usia 2 tahun, otak anak diberi stimulus yang bisa memacu pertumbuhannya. "Masukan yang terbaik adalah kolesterol dan asam lemak esensial yaitu Omega 3 dan Omega 6," ujarnya. Ini bisa diperoleh lewat pemberian susu, apalagi sekarang ini hampir setiap produk susu kaleng mengandung Omega-3 dan Omega-6.

Bisa juga dengan memberikan sebutir telur ayam kampung setiap hari. "Ini sudah memadai bagi seorang anak." Sumber ikan laut juga bisa menjadi alternatif pengganti telur ayam kampung. "Sayangnya, orang Indonesia tidak terlalu suka makan ikan laut dan cenderung suka pada ikan air tawar yang kadar Omega 3-nya tidak terlalu tinggi."
Pertumbuhan otak di masa keemasan ini ternyata sangat berpengaruh terhadap perkembangan motorik anak. Untuk mengetahuinya, bisa dilihat dari kemampuan anak disesuaikan dengan tahap perkembangannya. Misalnya, umur 12-18 bulan adalah usia di mana seorang anak mulai berjalan.

SIFAT UNIK
Berbagai cara dapat menjadi masukan yang positif bagi si balita. Hal termudah yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan rangsangan sejak masa kehamilan. Misalnya, dengan memberi sentuhan lembut, dekapan, belaian, atau menyenandungkan lagu. Ini dimaksudkan supaya anak memperoleh suasana kasih yang hangat.
Saat anak menginjak usia balita, mendongeng bisa menjadi salah satu sarana yang cukup ampuh untuk berkomunikasi dengan mereka. Misalnya, dengan membuat boneka dari sapu tangan lalu seolah-olah berbicara dengan boneka tersebut. Dari situ, orang tua menyisipkan pesan pada anak dengan cara yang tidak memaksa. Misalnya, harus mau bangun pagi dan sebagainya.

Selain itu, orang tua harus paham bahwa anak memiliki sifat yang unik. Jadi, anak yang satu pasti tak pernah sama dengan anak lain. Ada yang pandai menyanyi, tapi tidak terampil dalam hal berhitung, ataupun sebaliknya. "Ini karena secara genetik mereka memang sudah berbeda," ujar Kak Seto. Akibatnya, potensi tiap anak pun berlainan. Ini bisa diibaratkan dengan merekahnya bunga yang bermacam-macam warnanya di sebuah taman secara bersama-sama.

SETIAP ANAK BISA KREATIF
Untuk menggali kemampuan anak, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:
- Anak tak sama dengan orang dewasa. Ada batasan-batasan yang membedakan mereka dengan orang dewasa. Agar anak mau belajar, diperlukan kesabaran dan toleransi mendalam. "Jangan segan-segan mengacungkan jempol jika anak dapat melakukan sesuatu atau punya prestasi," lanjutnya.
- Ciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Dari mulai membaca, menulis sampai berhitung. Misalnya dengan menempel tulisan "kursi" di kursi makan atau alat-alat rumah tangga yang lain. Secara tidak langsung, anak akan belajar tanpa paksaan dari siapa pun.
- Beri keleluasan anak untuk berkembang. "Kalau dulu waktu masih bayi, anak tampak begitu lucu, maka saat berusia 3 tahun, jangan meminta ia lucu seperti sebelumnya." Perilaku anak akan berkembang sesuai fase perkembangan yang dilaluinya.
- Ingat, anak itu suka meniru. Ini adalah hal yang wajar bagi anak-anak. Bahkan, meniru adalah salah satu proses pembentukan tingkah laku anak. Misalnya, anak suka berbohong. "Berarti ada yang perlu dicermati, apakah lingkungan sekitarnya berperilaku seperti itu." Bisa jadi, anak pernah melihat ibunya menyuruh pembantu berbohong pada tamu. Dari situ, anak melihat bahwa berbohong itu boleh, sehingga ia pun meniru. Anak yang gemar membaca juga bisa jadi juga meniru dari orang tuanya yang juga hobi membaca. Oleh karena itu, "Orang tua dan guru seharusnya bisa menjadi teladan yang nyata dan baik bagi anak."
- Setiap anak bisa jadi kreatif. Jangan sedikit-sedikit anak dimarahi. Misalnya, salah memberi warna pada tugas menggambarnya. Intinya, beri anak kesempatan untuk berpikir berbeda. "Saya pernah lihat sebuah TK yang secara berkala membolehkan muridnya menyanyikan lagu yang ia ciptakan sendiri." Jika anak dikondisikan seperti ini, otak kanan yang berfungsi sebagai pusat kreativitas pun akan terus terasah.


KECERDASAN EMOSIONAL ITU PERLU

Ada banyak kecerdasan yang melingkupi anak, dan menurut ahli, saat ini kecerdasan emosional atau emotional quotient (EQ)-lah yang memegang peran penting dalam mencetak anak yang sukses nantinya. Di dalam kecerdasan emosional itu terdapat pula kecerdasan sosial. Di sini anak bisa memahami dan mengerti orang lain. Ia juga bisa bersikap bijaksana atas apa yang ia alami dan hadapi.

Untuk melatih kecerdasan emosional ini, orang tua harus menampilkan suasana damai dengan sikap saling menghargai satu sama lain, tekun, ulet dan banyak memberi senyum. "Kalau anak bertanya, kenapa Mama nggak salat, jangan langsung marah, tapi catatlah dan buat perjanjian untuk juga mencatat apa yang anak lakukan. Misalnya, tanyakan kenapa anak malas makan dan sebagainya." Dengan demikian, suasana demokratis pun mulai tercipta sejak dini.

Untuk mengetahui apakah gizi yang diberikan itu telah memacu tingkat intelegensi anak, ia menjelaskan bahwa orang tua tidak semata-mata langsung tahu dari perilaku anak. "Kecerdasan seorang anak tidak diketahui sampai ia memperoleh input lain dari lingkungan sekitarnya." Berdasarkan penelitian yang ditemui oleh Ali Khomsan kalau usia keemasan itu terlampaui dalam keadaan kurang gizi, maka IQ yang diukur nanti dan setelah itu ia mengalami perbaikan, perbaikannya ini sudah tidak bermakna untuk memperbaiki IQ yang sudah terlanjur kurang."

Pertumbuhan otak yang di masa keemasan ini ternyata sangat mempengaruhi perkembangan motorik. Untuk mengetahui seberapa jauh otak anak berkembangtingkat intelegansi anak, bisa dilihat dari "Dari aspek kesehatan itu sudah ada tahapan-tahapannya tetapi sebenarnya di sini sudah ada range atau kisaran." Misalkan, kisaran umur untuk anak yang bisa jalan yaitu antar 12-18 bulan. "Jadi kalau terjadi hal tersebut jangan terlalu bingung karena dari aspek kesehatan sudah ada tahapan-tahapannya.

Ia berpendapat bahwa sebenarnya antara perkembangan motorik itu berkaitan dengan aspek kecerdasan. "Misalnya apakah anak yang berumur 1 tahun bisa ngomong itu cerdas, ya belum tentu, belum ada teori yang mengaitkan kalau anak itu bisa jalan dengan cepat, bisa ngomong lebih cepat dibanding yang seusianya itu berarti lebih cerdas dibanding yang lain."


Dikutip dari: www.tabloidnova.com

Senin, Februari 04, 2008

Anak Cerdas dan Kreatif Berkat Alunan Musik

Posted by LoveLy KhaLisa at 16.50 0 comments

Musik tidak cuma merupakan materi hiburan yang memanjakan telinga. Alunan suara yang berirama ini bisa dimanfaatkan untuk merangsang janin agar kelak menjadi anak cerdas dan kreatif. Bahkan musik bisa dipakai untuk memutar janin sungsang kembali ke posisi normal. Dibandingkan dengan kemampuan rata-rata anak seusianya, anak dari Ny. Ir. Catharina (30) jauh lebih baik. Ketika berusia dua bulan, anaknya sudah bisa tertawa terbahak-bahak. Di usia 3,5 bulan, sudah bisa melepas kacamata kakeknya. Bahkan, ketika umurnya menginjak empat bulan, sudah bisa bersalaman.

Semua itu bukan tanpa sebab. Ketika hamil, Ny. Catharina ingat cerita orang tuanya bahwa musik klasik karya Wolfgang Amadeus Mozart bisa membuat perkembangan otak belahan kanan janin dalam kandungan menjadi lebih baik sehingga meningkatkan kemampuan afektif si anak.


Dari situlah ia lalu berusaha untuk selalu mendengarkan musik klasik. Dalam perjalanan ke kantornya, musik yang buat banyak orang terasa berat itu terus mengalun dari kaset di dalam mobilnya. Baginya mendengarkan musik klasik bukanlah kegiatan aneh apalagi membosankan karena kebetulan ia pencinta musik klasik. Ia justru terhibur di tengah-tengah kemacetan lalu lintas ibukota.


Kedua belahan otak harus imbangMendengarkan musik klasik sebenarnya merupakan bagian dari beberapa stimulasi yang biasanya diberikan oleh ibu hamil kepada janin di dalam kandungannya. Demikian kata Prof. Dr. Utami Munandar dalam seminar "Pengaruh Mendengarkan Musik Klasik terhadap Janin dan Kehamilan", di Jakarta, November silam.
Menurut guru besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu, stimulasi tersebut meliputi stimulasi fisik-motorik dengan "mengelus-elus" jabang bayi melalui kulit perut sang ibu, stimulasi kognitif dengan berbicara dan bercerita kepada janin, dan stimulasi afektif dengan menyentuh perasaan bayi. Makin sering dan teratur perangsangan diberikan, makin efektif pengaruhnya.


Pada janin, musik akan merangsang perkembangan sel-sel otak. Perangsangan ini sangat penting karena masa tumbuh kembang otak yang paling pesat terjadi sejak awal kehamilan hingga bayi berusia tiga tahun. Namun, menurut dr. Jimmy Passat, ahli saraf dari FKUI-RSCM, dan Isye Widodo, S.Psi, koordinator Parent Education Program RSAB Harapan Kita, Jakarta, intervensi ini haruslah seimbang. Orang tua sebaiknya tidak hanya menstimulasi kemampuan otak kiri, tetapi juga otak kanannya.


Oleh para pakar, organ pengontrol pikiran, ucapan, dan emosi ini memang dibedakan atas dua belahan, kiri dan kanan, dengan fungsi berbeda. Otak kanan berkaitan dengan perkembangan artistik dan kreatif, perasaan, gaya bahasa, irama musik, imajinasi, lamunan, warna, pengenalan diri dan orang lain, sosialisasi, serta pengembangan kepribadian. Sementara otak kiri merupakan tempat untuk melakukan fungsi akademik seperti baca-tulis-hitung, daya ingat (nama, waktu, dan peristiwa), logika, dan analisis.


Oleh karena itu, bila stimulasi dilakukan secara seimbang, diharapkan anak yang dilahirkan kelak tidak cuma memiliki kemampuan akademik yang baik tetapi juga kreatif. Kalau dia pintar matematika, dia juga mampu berbahasa, menulis, dan mengarang dengan baik.


Sementara itu bagi ibu hamil, musik - terutama yang klasik - bisa membebaskannya dari stres akibat kehamilan. Ini sangat baik sebab, menurut dr. Suharwan Hadisudarmo Sp.OG. MMR, stres yang tidak dikelola dengan baik, akan berdampak buruk bagi ibu yang bersangkutan dan perkembangan janin di rahimnya. Stres pada wanita hamil akan meningkatkan kadar renin angiotensin, yang memang sudah meningkat pada wanita hamil sehingga akan mengurangi sirkulasi rahim-plasenta-janin. Penurunan sirkulasi ini menyebabkan pasokan nutrisi dan oksigen kepada janin berkurang. Perkembangan janin pun terhambat. Hambatan macam ini bisa dihilangkan atau dikurangi bila si ibu mendengarkan musik klasik, terutama karya Mozart.
Memang, tidak setiap ibu hamil menyukai musik klasik. Namun, kalau didengarkan secara berulang-ulang hingga hafal, akan terasa letak indahnya musik klasik ini. Keindahan dan ketenangan inilah yang membuat musik klasik itu istimewa.


Cukup 30 menit sehariMungkin semua jenis musik, dari yang tradisional hingga modern, bisa pula dimanfaatkan untuk hal yang sama. Namun, hingga saat ini yang sudah diteliti dan menunjukkan hasil positif baru musik klasik, terutama karya Mozart. Jenis musik ini terbukti efektif dalam menstimulasi perkembangan otak belahan kanan dari janin. Menurut Suzuki (1987), seperti dikutip Utami, bila anak dibesarkan dalam suasana musik Mozart sejak dini, jiwa Mozart yang penuh kasih sayang akan tumbuh juga dalam dirinya.


Mendengar alunan musik yang tenang, jantung si janin berdenyut dengan tenang pula. Bahkan, setelah dilahirkan mendengarkan musik klasik juga memberi pengaruh baik bagi si bayi. Sekadar contoh, seperti diberikan Utami, seorang bayi berusia tiga bulan, yang sejak lahir sering diputarkan musik klasik, mampu menggerakkan badannya sesuai dengan iramanya. Jika irama makin cepat menuju klimaks, gerakan bayi lebih cepat dan aktif, dan ketika musik berhenti dia menunjukkan ketidaksenangan.


Sementara untuk merangsang belahan otak kiri yang bertanggung jawab terhadap kemampuan akademik, tambah Isye, musik dengan syair yang mendidik terbukti memberi pengaruh baik. "Saya menggunakan lagu-lagu anak-anak Indonesia. Itu merupakan eksperimen saya sendiri. Nah, intervensi yang saya gunakan selama ini ternyata ada gunanya. Bayi yang dilahirkan, ketika berusia dua tahun ternyata memiliki kemampuan komunikasi pasif dan aktif seperti anak usia empat tahun. Contoh lainnya, bayi berusia tiga bulan umumnya belum ada tanda-tanda mengeluarkan kata-kata 'a-e-o'. Tapi bayi yang, ketika masih dalam kandungan, mendapat terapi musik sudah bisa mengeluarkan kata-kata itu, kemampuan berbahasanya lebih cepat," ungkapnya.


Isye juga menyatakan, lagu anak-anak yang dipilih untuk terapi cukup dua tiga lagu. Musik bersyair itu misalnya lagu anak-anak ciptaan Ibu Sud atau Ibu Kasur. Menurut dia, Pelangi-Pelangi merupakan lagu paling disukai. "Pada akhir lagu itu 'kan ada syair '... ciptaan Tuhan'. Jadi sejak janin, calon anak ini sudah mengenal kata Tuhan," jelasnya.


Stimulasi perkembangan otak janin ini bisa dilakukan sejak usia kehamilan 18 - 20 minggu. Menurut Harold I. Kaplan, Benjamin J. Sadock, dan Jack A. Grebb, pada usia itu janin sudah dapat mendengar. Dia juga sudah bisa bereaksi terhadap suara dengan memberi respons berupa kontraksi otot, pergerakan, dan perubahan denyut jantung. Bahkan, pada usia itu perkembangan mental emosional janin sudah dapat dipengaruhi musik.


Mendengarkannya bisa dilakukan di mana saja. Namun, untuk tujuan terapi sebaiknya dilakukan di tempat khusus untuk terapi dan dipandu oleh pakarnya. "Di tempat terapi ini akan tercipta suasana kebersamaan. Dengan kebersamaan itu, mereka bisa bertukar pengalaman dan sebagainya, sehingga saat menghadapi persalinan persiapan mental mereka sudah bagus dan rasa percaya dirinya juga bagus," jelas Isye. Di samping itu ibu hamil dianjurkan pula mendengarkan musik di rumah secara teratur.


Dalam melakukan terapi musik, ibu hamil mesti melalui tahapan relaksasi fisik dan mental sebelum memasuki tahapan stimulasi terhadap janin. "Untuk mencapai rileks fisik saya memberikan relaksasi progresif di mana ibu-ibu mengendurkan dan mengencangkan otot-ototnya, mengatur pernapasan dan sebagainya. Setelah secara fisik rileks, baru memasuki relaksasi mental. Dalam relaksasi mental, saya mengucapkan kata-kata yang bersifat sugesti dan menguatkan. Jadi secara fisik mereka rileks, dan saya membawa mereka ke dalam suasana di mana mereka bisa melupakan semua konflik yang mereka rasakan sebelumnya. Mereka hanya berkonsentrasi untuk terapi. Pada saat diberi instruksi-instruksi untuk relaksasi, diperdengarkan alunan musik yang bisa membangkitkan perasaan rileks. Setelah itu, baru memasuki stimulasi untuk janin," jelas psikolog yang memperdalam terapi musik di Jerman ini.
Waktu yang diperlukan untuk terapi sekitar 30 menit, untuk relaksasi (10 - 15 menit), dan stimulasi (15 - 20 menit). Di rumah, lamanya mendengarkan musik yang dianjurkan untuk ibu hamil sekitar 30 menit setiap hari. Sebaiknya, saat mendengarkan jarak loudspeaker sekitar 50 cm dari perut. Si ibu bisa melakukannya dalam keadaan istirahat atau aktif seperti membaca atau melakukan senam hamil.


Untuk memperoleh manfaat dari mendengarkan musik, ibu hamil dianjurkan mendengarkan dengan penuh perhatian dan kesadaran. Musik mesti mendapat kesempatan untuk merasuk ke dalam pikiran. Dengan demikian, suara, harmoni, dan irama musik dapat mendorong seseorang untuk bergairah, kreatif, dan menyenangkan.


Bagi yang belum terbiasa mendengarkan musik klasik, sebaiknya dimulai dengan belajar menikmati musik klasik ringan macam gubahan Johann Strauss. Setelah terbiasa bisa dicoba dengan yang lebih berat dan sudah terkenal seperti gubahan W.A. Mozart, Fredric Chopin, dan Ludwig van Beethoven. Berikutnya dicoba musik dengan komposisi lengkap, seperti konser atau simfoni.


Memutar janin sungsangUniknya, stimulasi musik klasik juga bisa digunakan untuk memutar posisi janin sungsang menjadi normal. Menurut dr. Ronald David, SpOG, ahli kebidanan dan penyakit kandungan Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya, Jakarta, beberapa jenis musik baroque ciptaan Antonio Vivaldi dan Johann Sebastian Bach, kini digunakan di Kanada dalam upaya memutar letak janin yang sungsang sejak usia 32 - 35 minggu.


Semula upaya memutar letak janin ini dilakukan cuma melalui senam (postural exercise) dengan posisi the breech tilt (berbaring dengan pantat disokong tiga bantal hingga tingginya sekitar 30 cm dari lantai dan lutut ditekuk) yang diperkenalkan pertama kali oleh Marianne B.W. pada 1983. Atau, dengan cara visualisasi (mengubah posisi janin dengan kemampuan mental). Pada tahun 1987 Penny Simkin P.T. menyempurnakan cara senam dengan memadukan senam dan musik.


Dalam memadukan senam dan musik klasik, posisi senam the breech tilt atau knee chest (menungging dengan dada menempel pada lantai) sebenarnya sama saja. "Namun, posisi the breech tilt menimbulkan lebih banyak keluhan pada ibu hamil. Karena itu, kami menganjurkan untuk memilih posisi knee chest," jelas dr. Ronald.


Dengan posisi itu ditambah dengan gaya gravitasi, kepala janin akan jatuh ke arah fundus uteri. Gaya gravitasi yang terus-menerus menyebabkan kepala janin lebih fleksibel sehingga dagu janin menyentuh dadanya. Berat badan serta penekanan oleh usaha janin sendiri untuk mencari suara musik klasik agar lebih jelas menyebabkan terjadinya perputaran letak lintang dan kemudian menjadi letak kepala.


Untuk tujuan ini, ibu hamil perlu pemeriksaan medis dan pemeriksaan USG terlebih dahulu guna mengetahui letak plasenta. Dari hasilnya bisa diketahui bisa-tidaknya si ibu melakukan senam yang dikombinasi dengan terapi musik untuk mengubah posisi janin. Kalau OK, latihan bisa dimulai. Latihan ini dimulai pada usia kehamilan 32 - 36 minggu. Tempat sebaiknya dipilih yang tenang dan bebas bising. Frekuensinya tiga kali sehari, masing-masing 10 - 15 menit. Latihan sebaiknya dilakukan saat janin aktif dan perut ibu dalam keadaan kosong.


Saat latihan sepasang earphone ditempelkan di bagian perut bawah, tempat kepala janin diharapkan akan berada, dengan bantuan plester atau perekat lainnya. Beberapa penelitian menunjukkan, musik klasik baroque (Vivaldi, Bach, Mozart) lebih baik ketimbang jenis romantic (Chopin, Debussy, Beethoven). Musik rock malah mengganggu putaran janin. Pikiran hendaknya membayangkan janin berputar ke arah yang diharapkan. Bila kepala terasa panas, pusing, mual, latihan dihentikan dan diulang keesokan harinya. Setelah dua minggu latihan, perlu pemeriksaan dokter untuk mengetahui keberhasilannya. Bila belum berhasil, perlu dilanjutkan lagi selama dua minggu dengan lama latihan sekitar 30 menit.


"Kunci keberhasilan senam yang dikombinasikan musik klasik untuk memutar letak bayi ini tergantung motivasi ibu melakukannya," jelas dr. David. Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan perputaran di antaranya letak sungsang Frank Breech, lilitan tali pusat, plasenta inersi di comu uteri yang berhadapan dengan muka janin, dan kelainan bentuk uteris (bicomis, subseptus).


Saat ini penggunaan musik klasik untuk stimulasi atau terapi bagi janin dan ibu hamil memang bukan hal baru di negara maju macam Prancis dan Jepang. Sebaliknya, di Indonesia baru dicoba sejak beberapa tahun terakhir. Pada tahun 1994 RSAB Harapan Kita, Jakarta, merintis penerapan cara-cara stimulasi atau terapi ini. Setelah itu, beberapa rumah sakit ikut mempraktikkan. Di antaranya RS Atmajaya, RS Pantai Indah Kapuk, dan RS Pluit. Bahkan, terapi musik sudah masuk ke Puskesmas meski baru Puskesmas Tambora, Jakarta Barat yang mempraktikkannya.


Namun, jauh dari pusat-pusat pelayanan kesehatan juga bukan berarti ibu-ibu hamil tidak bisa melakukannya. Mereka bisa mencobanya di rumah sendiri, syukur-syukur bila sempat berkonsultasi denga terapis musik terlebih dahulu. (I Gede Agung Yudana/dr. Hardywinoto SKM, dari Pusat Penelitian Keluarga Sejahtera Universitas Indonesia)

Aman di Jalan dengan Car Seat

Posted by LoveLy KhaLisa at 00.56 1 comments



















Jika Anda harus membawa bayi kecil Anda di dalam mobil, sudah saatnya Anda melindunginya dengan car seat. Inilah panduan lengkap cara penggunaannya.Sekilas, bukan hal yang sulit untuk membawa si kecil sambil melaju dalam mobil. Itulah, pemandangan khas yang bisa kita saksikan di Indonesia. Kebanyakan orang tua tak merasa perlu berpusing-pusing berpikir bagaimana caranya menjaga keamanan si kecil selama berkendara. Toh, anak bisa digendong atau dipangku. Masalahnya, cara seperti itu sama sekali tidak aman.

Sadarkah Anda, cara itu sebenarnya hanya menjadikan tubuh si kecil itu menjadi bumper orang yang menggendong atau memangkunya? Ketika terjadi kecelakaan, hentakan yang keras dari benturan mobil dapat membuat tubuh anak terjepit tubuh orang dewasa yang menggendongnya, atau ia justru akan terlempar ke depan. Yang gawat adalah bila kaca depan pecah. Ia bisa langsung terlontar keluar melalui kaca yang pecah itu. Sekedar menggunakan sabuk pengaman ( seat belt ) juga bukan jawaban, karena sabuk ini tidak dirancang untuk tubuh anak-anak, yang berisiko tercekik.

Karena itulah Anda harus menggunakan kursi khusus buat anak, yang biasa disebut car seat.Kursi ini bisa dipasang dan ditarik, jadi tidak menempel permanen ke mobil. Anda juga bisa menggunakannya ketika naik taksi.Car seat adalah alat krusial untuk mengamankan anak dalam mobil. Bukan itu saja. Dengan melatihnya duduk sendiri di dalam mobil, sebenarnya Anda melatih kemandirian si kecil disamping membuatnya nyaman selama perjalanan.Masih belum yakin? Perhatikan saja kutipan berikut ini.

Dalam situs www.aap.org disebutkan, sepanjang tahun 2000, sekitar 539 anak berusia di bawah 5 tahun di Amerika Serikat tewas dalam kecelakaan mobil. Terjadinya kecelakaan ini hanya karena tubuh mereka sama sekali tidak terikat atau tidak terikat dengan benar ke car seat- nya.Beda usia, beda car seatBerdasarkan jenisnya, car seat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:- Infant car seat, yakni kursi mobil khusus untuk bayi usia 0-1 tahun dengan berat badan maksimal 10 kg. Toddler car seat khusus untuk anak usia 1–4 tahun dengan berat badan antara 10–20 kg.- Young children car seat adalah kursi khusus untuk anak usia 4–8 tahun dengan berat badan lebih dari 20 kg.Edisi kali ini akan membahas infant car seat atau kursi mobil yang dirancang khusus untuk bayi usia 0–1 tahun.

Seperti apa car seat untuk anak-anak usia ini, dapat disimak dalam boks ‘Seputar Infant Car Seat’, yang pasti, bentuknya lebih kecil ketimbang car seat anak usia di atasnya, serta infant car seat dirancang agar dapat diputar sampai 45ยบ.Mengingat pentingnya alat ini, negara-negara maju seperti Amerika Serikat atau Jepang, pemerintahnya mewajibkan orang tua untuk menggunakan car seat bagi anaknya dalam kendaraan. Oleh: Laila Andaryani Hadis
 

LoveLy KhaLisa Copyright © 2009 Baby Shop is Designed by Ipietoon Sponsored by Emocutez